Tidak hanya berhenti disitu, dalam acara sinetron perempuan seringkali digambarkan sebagai karakter seorang istri yang selingkuh, ibu yang jahat, yang seolah olah menggambarkan bahwa perempuan memang memiliki sifat buruk.
Padahal jika kita lihat dengan seksama, perempuanlah yang seringkali menjadi korban. Perempuan hanya dimanfaatkan sebagai sumber keuntungan dan alat pencetak uang bagi kelompok atau institusi tertentu yang mengeksploitasi dirinya. Perempuan dan media massa, dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Hampir semua jenis media massa saat ini mengangkat peran perempuan dalam pemberitaannya.
Saat ini, penggambaran perempuan dalam media sudah mengalami perubahan, walaupun isu-isu kesetaraan gender masih menjadi wacana media massa sampai saat ini, representasi dan peran perempuan pada media massa saat ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan oleh perempuan.
BACA JUGA:Upaya Melawan Penjajahan Budaya Pop
Pada saat ini perkembangan media dapat memberi pengaruh terhadap budaya patriarki, media sendiri dapat membentuk kekuatan besar dalam masyarakat, seperti yang dapat kita lihat di masa sekarang media dapat membentuk pemikiran dan juga prilaku.
Saat ada perubahan pada media maka akan berubah pula cara berpikir masyarakat. Saat ini dengan cepatnya penyebaran informasi yang dapat memengaruhi banyak aspek, termasuk aspek budaya patriarki.
Banyaknya gerakan emansipasi wanita juga gerakan feminism yang kita lihat sekarang tentu dapat memudarkan budaya patriarki.
Menurut saya dengan semakin majunya media dan semakin banyaknya keterbukaan informasi, orang-orang mulai sadar akan adanya ketidakadilan dalam budaya patriarki.
BACA JUGA:Media Sosial Sebagai Wadah Promosi Tempat Wisata
Hal ini tentu memunculkan gerakan-gerakan yang mendukung keberadaan perempuan di masyarakat, dimana perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata, perempuan juga dapat menempuh pendidikan tinggi serta ketersediaan lapangan pekerjaan bagi perempuan.
Semoga kedepannya kesadaran akan kesetaraan perempuan dan citra perempuan dalam media menjadi lebih baik, perempuan juga tidak lagi dijadikan sebagai mesin pencetak uang bagi media dan perempuan juga bisa merasakan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat.
Oleh : Aisyah Chairani, mahasiswa Universitas Andalas dari jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas ISIP