Berkolaborasi dengan FJP, Relung Forum menghadirkan diskusi-diskusi berkualitas yang membahas isu-isu strategis, termasuk upaya menjaga demokrasi dari ancaman money politik.
BACA JUGA:Waspadai Money Politic! Bawaslu Ogan Ilir Akan Lakukan Ini, Pagi, Siang dan Malam Hari
Para peserta diskusi sepakat untuk menguatkan komitmen bersama dalam menolak praktik politik uang dan menyerukan masyarakat untuk lebih kritis memilih calon pemimpin.
Penekanan pada visi, misi, dan program kerja calon dianggap sebagai kunci untuk membangun masa depan daerah yang lebih baik.
Diskusi seperti ini lanjut Dudi, sangat penting untuk membangun pemahaman masyarakat agar memilih berdasarkan kompetensi, bukan iming-iming uang.
“Demokrasi yang sehat harus menjadi tanggung jawab kita bersama,” tutup Dudi.
BACA JUGA:Unggul Telak, Lucianty-Syaparuddin Berpeluang Besar Menang di Pilkada Muba
BACA JUGA:Posko Tim Emas Khatulistiwa Diresmikan, Siap Menangkan HDCU di Pilkada Sumsel
Senada Direktur Eksekutif PSKP Ade Indra Chaniago menegaskan, politik uang tidak hanya mencederai nilai-nilai demokrasi.
Lebih dari itu, politik uang juga menjadi penghalang terpilihnya pemimpin yang berkualitas.
"Tantangan besar bagi demokrasi kita ketika praktik kotor ini mendorong masyarakat memilih karena iming-iming uang, bukan berdasarkan kompetensi calon," ungkapnya.
Ade menilai, pendidikan politik harus menjadi prioritas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
BACA JUGA:Pilkada Serentak, Kesejahteraan Rakyat dan Tanggung Jawab Yang Terpilih
Dia merinci hasil penelitian salah satu lembaga survei nasional bahwa hanya sekitar 10% pemilih di Indonesia yang rasional, sisanya masih didominasi oleh pemilih tradisional.