Mahasiswa Universitas Andalas Klaim Sistem Musyawarah dalam Adat Minangkabau Cocok Jadi Modal Sosial Politik

mahasiswa universitas andalas klaim sistem musyawarah dalam adat minangkabau cocok jadi modal sosial politik artikel berjudul sistem musyawarah dalam adat minangkabau: modal sosial politik yang terbukti efektif ditulis oleh rodhy alfikry zaldy, mahasiswa departemen ilmu politik, universitas andalas, padang, sumatera barat. koranpalpres.com - masyarakat minangkabau sendiri memiliki pepatah ungkapan “bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakat”. ini menggambarkan bahwa masyarakat minang selalu mengemukakan pendapatnya di depan umum secara terang-terangan serta dapat menyampaikan berupa aspirasi yang dapat membuat suatu keputusan agar diterima oleh semua banyak orang. musyawarah bukan suatu kegiatan yang asing bagi masyarakat minang dikarenakan hal tersebut telah mendarah daging pada kehidupan mereka sehari-hari. kebiasaan ini merupakan suatu fenomena yang menggambarkan bahwa orang minang sudah biasa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya bahkan bisa mempengaruhi lawan bicaranya. hak tersebut secara tidak langsung bersinggungan dengan pemilihan pemimpin lokal yang berkualitas dengan memakai sistem mufakat dalam kenagarian. dalam pemilihan kepemimpinan masyarakat minang selalu melihat berdasarkan syarat yang ditekankan baik itu dari aspek landasan agama yang kuat, berwawasan luas serta memiliki pengalaman yang sudah terbukti.  musyawarah dalam adat minangkabau memiliki artian sebagai suatu pengelompokkan berbagai orang untuk mencapai tujuan bersama dalam melakukan perundingan atau kesepakatan bersama (mufakat) dalam menyelesaikan persoalan yang ada serta menimbang keputusan dan menjaga keseimbangan sosial berdasarkan nilai-nilai adat dan agama islam. musyawarah tidak hanya berfungsi sebagai alat dalam pengambilan keputusan, tetapi juga berperan sebagai institusi sosial yang mengajarkan kita nilai-nilai tanggung jawab, etika dan perilaku dalam bermusyawarah baik itu ditingkat keluarga, suku, sampai nagari.  sistem pemilu di minangkabau telah terbukti efektif dalam proses tahapan pelaksanaannya. terlihat berdasarkan pasal 29 ayat (1) uu ormas. “pasal 29 ayat (1) undang-undang nomor 17 tahun 2013 tentang organisasi kemasyarakatan” berisi mengenai, kepengurusan ormas di setiap tingkatan dipilih secara musyawarah dan mufakat atau dengan suara terbanyak. pasal ini menjamin kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat bagi semua pihak yang memilih. dengan adanya kebebasan memilih membuat masyarakat lebih terbuka terhadap hak memilih yang lebih bervariatif dan sistematis. sistem ini berdasarkan suara terbanyak memiliki peluang yang lebih besar untuk menang dengan melakukannya secara adil dan transparansi. ini tentu mendominasi dalam memegang teguh nilai-nilai demokrasi yang tinggi serta penekanan dalam kesepakatan bersama tanpa adanya suatu pihak yang dirugikan.  sistem bermusyawarah masyarakat minang di zaman dulu dapat dikaitkan dengan pepatah minang dengan ungkapan “baliak ka surau” memiliki artian bahwa semua masyarakat berkumpul di suatu masjid kecil yang ada di tengah perdesaan. di mana semua orang dikumpul untuk bermufakat saling memiliki tujuan yang sama dengan mengutarakan berbagai pendapat dari berbagai kalangan. surau merupakan tempat pembahasan topik yang bersifat bebas dan terbuka, ini memungkinkan masyarakat lebih bijak dalam pemutusan masalah dikarenakan mereka saling berinteraksi satu dengan lainnya dengan mencapai suatu kesepakatan yang terbaik. ungkapan ini dalam konteks berpolitik dapat disamakan dengan demokrasi yang ada di indonesia.  ini diambil berdasarkan kepercayaan masyarakat minang yang mayoritas bergama islam dapat di buktikan dari ungkapan “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”. disini mengajarkan bahwa dalam memilih pemimpin haruslah beragama islam serta sesuai dengan norma-norma yang telah diajarkan dan ketentuan yang ada. filsafah ini mengajarkan bahwa segala sesuatu dalam urusan bermusyawarah mampu mengajarkan cara berprilaku yang baik serta melihat fenomena-fenomena dengan sudut pandang kacamata masyarakat umat islam.  politik di minangkabau sifatnya relatif dan beragam dalam sistem kekerabatannya. seperti yang diketahui pada zaman dulu sistem politik masih dipegang oleh dua orang kekuasaan yang dikenal sebagai 2 orang tokoh legendaris dari masyarakat minang, yaitu bernama datuak katumangguangan dan datuak parpatiah nan sabatang. dapat kita amati dari datuak parpatiah nan sabatang yang menganut sistem adat bodi caniago, sistim ini berkaitan dengan konsep musyawarah mufakat menganut dasar-dasar suatu kebersamaan dalam masyarakat mulai terbentuk, serta mampu memudahkan masyarakat dalam penyelesaian suatu masalah baik itu dari segi internal maupun eksternal. dalam konsep ini erat kaitannya dengan sistem syuro dalam agama islam dengan sistem adat bodi caniago.  dapat kita amati dari perilaku masyarakat minang itu sendiri dalam mengelola suatu daerah yang dialihkan kepada kelompok pemuda-pemudi minangkabau seperti yang ditayangkan oleh minang time yang berbicara mengenai deklarasi pergerakan milenial minang yang sudah mulai muncul dalam menghadapi perkembangan zaman. hal ini menyikapi peran anak muda seperti mahasiswa memiliki peran penting dalam menyuarakan hak meraka di hadapan publik. ini tentu memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat minang dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di provinsi sumatera barat pada saat ini. dengan adanya program tersebut diharapkan bisa menegakkan kembali sistem musyawarah yang telah dibangun oleh tokoh-tokoh seperti datuak parpatiah nan sabatang, menjadikan budaya minangkabau lebih bersatu dan memiliki hubungan yang lebih erat antara masyarakat minang. serta perkembangan yang lebih kognitif terhadap isu-isu yang telah berkembang biak di lingkungan masyarakat minang itu sendiri.  secara keseluruhan ini merupakan bagian dari langkah awal dalam menuju kemajuan generasi-generasi muda yang akan menjadi calon pemimpin yang akan memiliki kontribusi yang sangat penting bagi masyarakat minang itu sendiri. seperti tokoh-tokoh pahlawan nasional yang berasal dari suku minangkabau itu sendiri dapat merubah mindset dan mental anak muda menjadikan motivasi bagi kaum yang memiliki semangat tinggi dalam menghadapi tantangan yang akan dialami selama tahun kedepannya. serta menciptakan organisasi yang memiliki manfaat dengan tujuan visi misi yang jelas bagi perkembangan kaum intelektual masyarakat indonesia.   

Tag

Share

• 
• 
• 
• 
•