Upacara Adat Suku Dayak dan Melayu di Provinsi Kalimantan Barat
Upacara adat lainnya yang dilakukan oleh Suku Dayak. Masyarakat adat Dayak Pesaguan di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.-kalbarkabar-
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Upacara adat di Kalimantan Barat masih banyak yang dilestarikan penduduknya. Upacara itu sangat beragam dan dipengaruhi oleh budaya Suku Dayak dan Suku Melayu.
Beberapa contoh upacara adat yang terkenal di Kalimantan Barat antara lain Gawai Dayak, Tiwah, Nyobeng, dan Naik Dango.
Juga ada beberapa adat lain seperti Bulian, Tepung Tawar dan lainnya yang masih dijadikan tradisi oleh masyarakat setempat.
Berikut adalah beberapa upacara adat Kalimantan Barat dari suku Dayak dan Melayu!
BACA JUGA:Mengenal 8 Upacara Adat di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai Aspek Budaya yang Menonjol
BACA JUGA:Mengenal Upacara Adat Suku Sasak, Bima, dan Sumbawa di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Upacara Adat Dayak
Gawai Dayak
Upacara ini merupakan syukuran atas hasil panen, khususnya padi, dan merupakan tradisi yang dilakukan oleh Suku Dayak Kanayatn di berbagai daerah Kalimantan Barat, seperti Kabupaten Landak, Pontianak, dan Sanggau. Gawai Dayak juga menjadi bagian dari pelestarian budaya dan ekonomi kreatif di daerah tersebut. Acara ini juga disebut:
Naik Dango
Upacara adat ini adalah syukuran hasil panen padi yang dilakukan oleh Suku Dayak Kanayatn, terutama di daerah Kabupaten Landak, Pontianak, dan Sanggau. Naik Dango atau Gawai Dayak adalah Upacara adat masyarakat kalimantan Barat (Dayak Kanayatn) yang dilakukan dari daerah Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak, hingga Kabupaten Sanggau. Gawai Dayak bukanlah peristiwa budaya yang murni tradisional, baik dilihat dari tempat pelaksanaan maupun isinya, melainkan perkembangan lebih lanjut dari acara pergelaran kesenian Dayak.
Upacara adat Naik Dango yang merupakan sebuah upacara untuk menghaturkan rasa syukur terhadap Nek Jubata atau Sang Pencipta atas berkah yang diberikannya berupa hasil panen (padi) yang berlimpah ini rutin dilaksanakan setiap tahun setelah masa panen.
Tiwah
Upacara Tiwah adalah ritual adat Suku Dayak untuk mengantar arwah (lewu tatau) ke tempat asal bersama Ranying (dewa tertinggi dalam kepercayaan Kaharingan). Upacara ini untuk mengantarkan arwah kerabat atau leluhur yang telah meninggal menuju tempat peristirahatan terakhir, Lewu Tatau. Upacara ini memiliki tujuan untuk meluruskan perjalanan arwah dan menjadikannya tentram di alam roh.