https://palpres.bacakoran.co/

Mahasiswa Universitas Andalas Gandeng Bundo Kanduang, Soroti Fenomena Glass Ceiling versus Matrilineal Minang

Mahasiswa Universitas Andalas Melaksanakan Sosialisasi Mengenai Fenomena Glass Ceiling Bersama Bundo Kanduang di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat.--kolase koranpalpres.com

Artikel berjudul "Mahasiswa Universitas Andalas Melaksanakan Sosialisasi Mengenai Fenomena Glass Ceiling Bersama Bundo Kanduang di Kota Padang Kecamatan Padang Selatan" disusun oleh Kelompok 1 Mata Kuliah Perempuan Politik Kelas A, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.

KORANPALPRES.COM - Pemahaman tanpa aksi adalah ilusi.

Karena itu, penting untuk menekankan bahwa perubahan tidak akan terjadi hanya dengan mengubah pola pikir.

Harus ada keseimbangan antara mindset dan action.

BACA JUGA:Sumber Daya Alam Melimpah, Mahasiswa Universitas Andalas Heran Kok Indonesia Nomor 4 Termiskin di Dunia

BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Kecam Tingginya UKT Kuliah Bebani Mahasiswa, ini Dampak Buruknya!

Tanpa itu, kesetaraan hanya akan menjadi sebuah formalitas semata.

Mahasiswa Departemen Ilmu Politik FISIP Universitas Andalas melaksanakan kegiatan sosialisasi yang bertemakan “Mengenal Glass Ceiling dan Perempuan : Sosialisasi Bersama Bundo Kanduang di Kecamatan Padang Selatan Tahun 2025”.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi mata kuliah Perempuan dan Politik yang diampu oleh ibu Indah Adi Putri. Dr. S. IP, M.IP dan ibu Lusi Puspika Sari. S. IP, M. IP.

Sosialisasi ini berlangsung pada Jumat, 23 Mei 2025, pukul 14.00-16.00 WIB, bertempat di Rumah RT/RW Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat.

BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Sebut Pilkada di Pasaman: Ujian Nyata bagi Hukum dan Demokrasi Kita, Nah Loh!

BACA JUGA:Bukan Sekadar Formalitas, Mahasiswa Universitas Andalas Sebut Loyalitas Kadang Bikin Kita Angkat Alis

Kegiatan ini diinisiasi oleh 10 anggota yang terdiri dari Adelia Triani Manihuruk, Deza Putra Adelyen, Andini Dwi Riyani, Winanda, Wulandari, Farhan Nashrullah, Fanny Rahma Sari, Saidul Aziz Mahendra, Alya Saputri, Suryani Sukma.

Mungkin sebagian orang berpikir, apa perlunya berbicara soal feminisme dan kesetaraan di Minangkabau?

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan