LAHAT, KORANPALPRES.COM - Bupati Lahat, H Bursah Zarnubi SE melalui Wakil Bupati (Wabup) Lahat, Widia Ningsih SH MH menambahkan, di era kepemimpinannya bersama Bupati Lahat, fokus utama adalah sejajar dengan visi Presiden dalam membangun Indonesia, dimulai dari membangun desa sekaligus menyoroti potensi besar Kabupaten Lahat sebagai lumbung pangan. 

"Di Lahat ini diproyeksikan ada 22.000 hektare sawah, namun yang berfungsi kisaran 30 persen saja," jelasnya.

Kondisi ini menjadi tantangan besar dalam mencapai ketahanan pangan, apalagi swasembada pangan. Oleh karena itu, program strategis yang digagas oleh Bupati dan Wakil Bupati adalah mengaktifkan kembali 22.000 hektare sawah dalam lima tahun ke depan.

Salah satu penyebab utama tidak berfungsinya sebagian besar sawah di Lahat adalah, kerusakan irigasi akibat bencana banjir bandang yang sering melanda.

BACA JUGA:Hadiri Groundbreaking Rumah Layak Huni, Wabup Lahat: Terdata Masih Ada 16.538 RTLH

BACA JUGA:Susun RPJMD 2025-2029, Wabup Lahat: Makna Penting Bangun Lima Tahun Kedepan

Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Kabupaten Lahat akan mengalokasikan dana dari APBD untuk membenahi sistem irigasi. 

"Ada 4 bendungan irigasi yang DED-nya sudah dilakukan tahun ini dan pembangunannya akan dilakukan tahun depan. Diproyeksikan pembangunan itu sekitar Rp 300-400 miliar menggunakan dana APBD," tuturnya.

Ia berharap, dukungan anggaran fiskal Kabupaten Lahat akan terus bertambah untuk pembangunan irigasi yang lebih luas.

Fokus perbaikan irigasi akan diprioritaskan pada daerah-daerah penghasil beras utama di Lahat, seperti Kota Agung, Kikim, Tanjung Tebat, dan Mulak Ulu. 

BACA JUGA:Wabup Lahat: Terkait Kerjasama Publikasi Wajib UKW dan Terdaftar di Dewan Pers Jangan Langgar Perbup

BACA JUGA:Wabup Lahat Lantik 27 Pejabat OPD Nomenklatur Baru, Ini Pesan Menohoknya

"Jadi 4 bendungan irigasi di Kikim 2, di Tanjung Tebat 1, di Mulak Ulu 1," tambahnya.

Widia menegaskan, tujuan Kabupaten Lahat bukan hanya mencapai ketahanan pangan, melainkan swasembada pangan, yang berarti mampu mencapai surplus produksi pangan.