Perkutut Pedaringan Kebak, Tuahnya Memudahkan Rezeki dan Tolak Bala

Reporter: Citra Utama |

Editor: Citra Utama |

Kamis , 11 Sep 2025 - 15:36

Perkutut Pedaringan Kebak, tuahnya memudahkan rezeki dan tolak bala.--

Kata Pendaringan Kebak sendiri diambil dari bahasa Jawa.

Pedaringan sebenarnya sudah diserap dalam bahasa Indonesia, yang berarti wadah beras, sedangkan kebak berarti penuh.

Katuranggan itu sendiri juga hasil serapan dari bahasa Jawa Katur artinya memberikan, angga itu berarti badan atau tubuh.

Arti keseluruhan berarti memberikan seluruh tubuhnya atau mengabdi sepenuhnya, bisa disebut juga totalitas.

Ketika keduanya disatukan menjadi satu kalimat, antara katuranggan dengan pedaringan kebak.

Secara kebahasaan dan dicoba untuk dirangkum sebenarnya ada petuah luhur yang terkandung di dalamnya.

Makna yang mungkin terkandung di dalamnya adalah perlunya totalitas dalam memenuhi wadah beras yang merupakan simbol harta kekayaan, pada budaya jawa.

Mengapa harus burung perkutut yang dipergunakan sebagai sarana penyampaian sebuah nasihat?

Tidak lain karena perkutut dalam budaya Jawa adalah simbol status sosial.

Masyarakat Jawa dikenal menjunjung tinggi sopan santun, sehingga saat mereka memberikan petuah pun dijaga agar yang menerima petuah tidak merasa digurui.

Namun pada perkembangannya, orang awam menerimanya apa adanya, sehingga pemikirannya tersugesti kepada hal-hal yang sifatnya mitos.

perkutut pedaringan kebak, tuahnya memudahkan rezeki dan tolak bala                            koranpalpres.com - perkutut pedaringan kebak dipercaya memiliki tuah memudahkan rezeki dan tolak bala.
meski tuahnya hanyalah mitos dan belum tentu terbukti kebenarannya, perkutut ini banyak peminatnya.
terutama kalangan pengusaha dan pedagang. 
perkutut pedaringan kebak sangat bagus dipelihara oleh segala kalangan. 
baca juga:ciri-ciri perkutut berkhodam tinggi yang cocok dengan pemiliknya, energi halus yang tak terlihat tapi terasa
baca juga:mitos burung perkutut, pertanda baik dan buruk?
selain memudahkan rezeki dan tolak bala, perkutut ini konon bisa memberikan ketentraman dalam keluarga.
burung ini memiliki ciri unik yang tidak terdapat pada jenis perkutut biasa.
dilansir dari youtube esa production, perkutut pedaringan kebak punya ciri khusus pada bagian kepala.
bulu di seluruh tubuhnya memiliki corak garis yang tidak putus, kecuali pada bagian kepala.
baca juga:bulu perkutut lebat dan sehat? gunakan kulit telur, ini langkah praktisnya
baca juga:perkutut berkaturanggan ini bisa mengubah hidupmu jadi kaya mendadak dengan rejeki yang tak pernah putus
burung perkutut pedaringan kebak sudah sangat langka. 
namun keberadaannya masih bisa dicari, asalkan kamu teliti pada ciri-ciri fisiknya.
kata pendaringan kebak sendiri diambil dari bahasa jawa.
pedaringan sebenarnya sudah diserap dalam bahasa indonesia, yang berarti wadah beras, sedangkan kebak berarti penuh.
baca juga:mistik perkutut katuranggan udan emas, konon bisa membawa kekayaan pemiliknya
baca juga:mengulas perkutut katuranggan samber nyowo, burung legendaris yang dianggap membawa aura khusus
katuranggan itu sendiri juga hasil serapan dari bahasa jawa katur artinya memberikan, angga itu berarti badan atau tubuh.
arti keseluruhan berarti memberikan seluruh tubuhnya atau mengabdi sepenuhnya, bisa disebut juga totalitas.
ketika keduanya disatukan menjadi satu kalimat, antara katuranggan dengan pedaringan kebak. 
secara kebahasaan dan dicoba untuk dirangkum sebenarnya ada petuah luhur yang terkandung di dalamnya.
baca juga:bukan sembarang perkutut! rondo semoyo punya tuah rezeki dan aura mistik yang dicari banyak orang
baca juga:keunikan bulu putih tunggal di kepala burung perkutut, diyakini sebagai pertanda gaib yang membuatnya istimewa
makna yang mungkin terkandung di dalamnya adalah perlunya totalitas dalam memenuhi wadah beras yang merupakan simbol harta kekayaan, pada budaya jawa.
mengapa harus burung perkutut yang dipergunakan sebagai sarana penyampaian sebuah nasihat?
tidak lain karena perkutut dalam budaya jawa adalah simbol status sosial.
masyarakat jawa dikenal menjunjung tinggi sopan santun, sehingga saat mereka memberikan petuah pun dijaga agar yang menerima petuah tidak merasa digurui.
namun pada perkembangannya, orang awam menerimanya apa adanya, sehingga pemikirannya tersugesti kepada hal-hal yang sifatnya mitos.