Buku 'Warisan Budaya Palembang' Resmi Diluncurkan: Menghidupkan Kembali Jejak Kesultanan Lewat Naskah Kuno
Launching dan Workshop Buku 'Warisan Budaya Palembang: Sejarah Kesultanan Palembang dalam Naskah Kuno' Resmi Digelar di Istana Adat Kesultanan Palembang--ist
Launching Buku 'Warisan Budaya Palembang' di Istana Adat: Mengungkap Sejarah Kesultanan dari Naskah Kuno
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Suasana khidmat sekaligus penuh kebanggaan menyelimuti Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam ketika buku terbaru berjudul 'Warisan Budaya Palembang: Sejarah Kesultanan Palembang dalam Naskah Kuno' resmi diluncurkan.
Acara launching yang dibarengi dengan workshop ini menjadi momentum penting bagi upaya pelestarian literatur klasik serta penguatan identitas sejarah masyarakat Palembang.
Buku yang disusun oleh peneliti sekaligus pemerhati sejarah Palembang, Leni Mastuti, M.Hum, ini menghadirkan perspektif baru mengenai sejarah Kesultanan Palembang Darussalam melalui sumber-sumber primer berupa naskah kuno koleksi resmi Kesultanan.
Tidak hanya menyajikan narasi sejarah, buku ini juga memaparkan hasil penelitian filologis yang jarang dilakukan secara mendalam.
BACA JUGA:Badah Puyang: Buku tentang Leluhur dan Tradisi yang Lahir dari Program Dana Indonesiana
Leni Mastuti mengatakan, untuk proses penyusunan buku ini memakan waktu tiga bulan, dimulai sejak Agustus hingga Oktober 2025.
Tidak hanya mengumpulkan data sejarah, penulis juga harus bergelut dengan proses alih aksara (transliterasi) dari dokumen-dokumen tua.
"Tantangan terberat muncul karena sebagian naskah mengalami kerusakan dan ditulis menggunakan aksara Jawi atau aksara Melayu, sehingga membutuhkan ketelitian ekstra dan kemampuan membaca manuskrip lama," jelasnya kepada koranpalpres.com, 16 November 2025.
Lebih lanjut, penulis menggarap tiga naskah utama yang masing-masing memiliki sudut pandang dan alur penulisan berbeda. Ketiga naskah tersebut kemudian dibandingkan, disinkronkan, dan dicari kesamaannya untuk memetakan alur sejarah Kesultanan Palembang secara utuh dan ilmiah.
“Prosesnya tidak mudah karena tiap naskah punya detail berbeda. Tantangannya adalah menyatukan kembali potongan-potongan sejarah itu ke dalam satu alur yang akurat,” ujar Leni.
Leni menegaskan bahwa naskah kuno memiliki kedudukan sangat penting sebagai sumber sejarah primer.