Wajib Tahu, Terowongan Gunung Gajah Lahat Bernilai Sejarah Tinggi, Ini Buktinya
TEROWONGAN : Tampak terowongan kereta api bersejarah, di Gunung Gajah hingga kini berdiri kokoh, Ahad 14 April 2024, --Ist/koranpalpres.com----
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Terowongan Gunung Gajah namanya, Pembangunan ini dimulai pada 1924 dan selesai setahun kemudian atau tepatnya 1925, kini menjadikannya terowongan tua di Kabupaten Lahat.
Dibangunnya terowongan tersebut ternyata membuat Lahat, jadi salah satu kota sentral dunia perkereta apian di Sumatera Selatan.
Pun di sana berdiri Balai Yasa atau disebut juga Bengkel Kereta Api yang didirikan pada 1931 dan hingga sekarang masih berfungsi dengan baik.
Di jaman milenial seperti sekarang ini, di saat sudah banyak moda transportasi yang canggih dan modern, terowongan Gunung Gajah masih terlihat kokoh, bahkan tidak tergerus oleh peralihan zaman.
BACA JUGA:GERCEP, PKM Lahat Selatan Gandeng Forkopimcam Perangi Stunting, Hal Ini yang Dilakukan
Terowongan yang dirancang oleh Willem Synja, arsitek asal Belanda itu sempat ditutup kemudian dibuka lagi pada 1952.
Terowongan yang juga memiliki nama Willem Synja Tunnel, sesuai dengan nama arsiteknya itu, ternyata termasuk salah satu terowongan terpanjang di Indonesia mencapai 368 meter.
Walau terowongan sempat ditutupi tanah akibat longsor pada Januari 2016 lalu, bukan berarti tidak dapat digunakan lagi.
Rute kereta api masih dengan lancar melewati terowongan Gunung Gajah, penumpang pun dapat menikmati sensasi melewati terowongan bersejarah, yang konon saat pengerjaannya dulu banyak menelan korban jiwa para pekerja rodi dimasa penjajahan.
Terowongan ini jadi jalur satu-satunya perlintasan kereta api yang menghubungkan Kota Lahat dengan Tebing Tinggi maupun Lubuk Linggau.
Ketua Panoramic of Lahat, Mario Andramatik mengemukakan, memang untuk terowongan tersebut panjang sekali sejarahnya.