Iduladha Muhammadiyah dan Arab Saudi Tahun Ini Berbeda, Ini Penjelasannya!
Iduladha tahun ini Muhammadiyah berbeda tanggal dengan Arab Saudi.-harianjogja-
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Hari Raya Iduladha tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya akan disambut oleh umat Islam di seluruh dunia dengan penuh suka cita.
Setiap tahunnya, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya kurban ini dengan penuh gembira. Akan tetapi, kadang-kadang terjadi perbedaan tanggal perayaan Iduladha seperti yang akan kita saksikan pada tahun 2024 M atau 1445 H ini.
Ormas Islam Muhammadiyah dan Pemerintah Arab Saudi akan merayakan Iduladha pada tanggal yang berbeda. Adapun penyebab utama adanya perbedaan ini adalah pada metode penentuan awal bulan kamariah yang dipakai oleh masing-masing pihak. Ada cara penentuan yang sering dipakai yakni Wujudul Hilal dan Rukyatul Hilal.
Dilansir dari muhammadiyah.or.id, Muhammadiyah menggunakan Wujudul Hilal sebagai metode saat ini untuk menentukan awal bulan kamariah.
BACA JUGA:Sambut Iduladha 2024, Pertamina Jamin Stok 11,4 Juta LPG 3 Kg
Dalam metode ini, bulan kamariah baru dimulai jika pada hari ke-29 bulan berjalan, saat matahari terbenam, tiga syarat secara kumulatif dapat terpenuhi:
Pertama, konjungsi telah terjadi atau sudah ijtimak; kedua, konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam; dan ketiga, ketika matahari tenggelam, bulan (piringan atasnya) masih berada di atas ufuk.
Salah satu syarat saja dari tiga hal di atas tidak terpenuhi, maka umur bulan digenapkan menjadi 30 hari.
Kemarin, pada 6 Juni 2024, bertepatan dengan 29 Zulqa’dah 1445 H berdasarkan kalender Muhammadiyah, konjungsi belum terjadi ketika maghrib tiba.
Namun konjungsi baru terjadi pada pukul 19:04 WIB. Dengan demikian syarat untuk memulai bulan baru tidak terpenuhi.
Itu sebabnya, Muhammadiyah lalu menggenapkan bulan Zulqa’dah menjadi 30 hari. Sehingga, 1 Zulhijah 1445 H ditetapkan pada Sabtu, 8 Juni 2024, berarti Iduladha jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.
Sedangkan metode rukyatul hilal, di sisi lain, adalah metode yang mengandalkan pemantauan hilal (bulan sabit pertama) secara visual saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan kamariah.
Rukyat baru dikerjakan apabila telah terjadi konjungsi bulan-matahari dan pada saat matahari terbenam. Hilal berada di atas ufuk dan dalam posisi yang membuatnya tampak terlihat.