Telan Dana Rp34,19 T, Jalan Tol Jambi-Rengat Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi, Terkoneksi ke Sumsel dan Riau
Ilustrasi - Telan Dana Rp34,19 T, Jalan Tol Jambi-Rengat Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi, Terkoneksi ke Sumsel dan Riau--Freepik
KORANPALPRES.COM - Proyek Jalan Tol Jambi-Rengat, yang menelan dana sebesar Rp34,19 triliun, telah memasuki tahap penting dalam upayanya untuk memperkuat konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera.
Dengan panjang total 198 kilometer, proyek ini tidak hanya menghubungkan Provinsi Jambi dan Riau tetapi juga membuka akses strategis ke Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Riau.
Jalan tol yang membentang sepanjang 116,5 kilometer di Provinsi Jambi dan 81,5 kilometer di Provinsi Riau ini direncanakan akan mengubah lanskap transportasi dan ekonomi di kawasan tersebut.
Proyek ini mendapatkan dukungan pembiayaan dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), yang menjamin investasi sebesar Rp2 triliun dari total anggaran.
BACA JUGA:Jadi Jalan Tol Pertama di Aceh, Menghemat Waktu Tempuh Sigli - Banda Aceh dari 3 Jam ke 1,5 Jam
BACA JUGA:Tol Jambi Rengat Membelah 2 Provinsi di Pulau Sumatera, Mega Proyek Sedot Rp34,19 Triliun
Dengan anggaran sebesar Rp34,19 triliun, proyek ini tidak hanya mencakup pembangunan jalan tetapi juga fasilitas pendukung seperti dua rest area yang akan dibangun di Desa Bukit Baling dan Desa Tungkal Ulu.
Pembangunan ini dijadwalkan dimulai pada tahun 2024 dan ditargetkan selesai pada tahun 2025.
Pembangunan jalan tol Jambi-Rengat diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian regional.
Dengan terhubungnya Jambi, Riau, dan Sumsel, proyek ini diharapkan dapat mempercepat mobilitas barang dan orang, meningkatkan investasi, serta mendukung pertumbuhan sektor pariwisata dan perdagangan.
BACA JUGA:Jawa Kalah, Sumatera Selatan Bakal Punya Jalan Tol Terpanjang di Indonesia, Hubungkan 2 Provinsi
BACA JUGA:Jembatan Tol Terpanjang di Indonesia di Sumatera Selatan Segera Rampung, 2025 Terkoneksi Ke Jambi
Konektivitas yang lebih baik diharapkan akan mengurangi waktu perjalanan dan biaya logistik, yang pada gilirannya akan memperkuat integrasi ekonomi antar daerah di Pulau Sumatera.
Proyek ini juga diperkirakan akan meningkatkan daya tarik kawasan ini bagi investor dan pengusaha, serta mendorong pengembangan ekonomi lokal.