WADUH! BSSN Ungkap Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024, Hasilnya Mengejutkan
BSSN telah menyerahkan hasil investigasi dan forensik digital tahap awal terkait dengan adanya dugaan insiden kebocoran data DPT pemilu 2024 ke Direktorat Tindak Pidana Siber Polri dan KPU-Foto:sc freepik/-palpres
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) rupanya diam-diam sedang melakukan investigasi terkait adanya dugaan kebocoran daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024.
Tak tanggung-tanggung hasil penyelidikan itu, rupanya telah diserahkan ke Direktorat Tindak Pidana Siber Polri dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Menurut juru bicara BSSN, Ariandi Putra dalam siaran pers menjelaskan, BSSN telah menyerahkan hasil investigasi dan forensik digital tahap awal terkait dengan adanya dugaan insiden kebocoran data DPT pemilu 2024 ke Direktorat Tindak Pidana Siber Polri dan KPU.
"Kami sampaikan pada Sabtu, pukul 11.00 WIB kemarin hasil investigasi telah diserahkan dan dalam laporan tersebut, BSSN melakukan analisis dan forensik digital dari sisi aplikasi dan server untuk mengidentifikasi penyebab utama dari dugaan insiden yang terjadi," katanya.
BACA JUGA:4 Beasiswa Kuliah ke Luar Negeri, Tiket Pesawat Gratis dan Biaya Hidup Ditanggung, Minat?
Ariandi Putra menerangkan, setelah diserahkan selanjutnya Direktorat Tindak Pidana Siber Polri menindaklanjuti laporan tersebut.
Dari sisi penegakan hukum dan KPU sebagai penyelenggara sistem elektronik sesuai dengan kewenangan masing-masing.
"BSSN berkomitmen untuk terus bersinergi dan berkolaborasi dengan KPU dan kepolisian dalam upaya pengamanan siber menjelang Pemilu 2024," ungkapnya.
Berdasarkan informasi, dugaan kebocoran data pemilih di KPU terjadi setelah muncul peretas anonim bernama “Jimbo” yang mengklaim telah meretas situs KPU dan mengakses data pemilih dari situs tersebut.
BACA JUGA:Perkuat Satgas Binter, Kodam II/Swj Lakukan Pengantian Kendaraan Operasional
Jimbo juga memverifikasi kebenaran data dengan beberapa tangkapan layar dari situs cekdptonline.kpu.go.id.
Selain itu, Akun Jimbo tersebut membagikan 500 ribu data contoh dalam satu unggahan di situs BreachForums. Situs tersebut biasanya digunakan untuk menjual data-data hasil peretasan.
Dalam unggahannya, Jimbo mengungkapkan dari 252 juta data yang diperolehnya, terdapat beberapa data yang terduplikasi.
Setelah dilakukan penyaringan, ditemukan 204.807.203 data unik dan angka tersebut hampir sama dengan jumlah pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU yang mencapai 204.807.222 pemilih dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan.