ARTIKEL KURMA: Ramadan Sebagai Waktu Untuk Refleksi dan Komunikasi Keluarga

Reporter: Trisno Rusli |

Editor: Trisno Rusli |

Rabu , 19 Mar 2025 - 04:09

Bulan Ramadan menjadi momen untuk merefleksi atau muhasabah diri serta membangun komunikasi keluarga--Sumber Foto: Freepik

Artikel berjudul Ramadan sebagai Waktu untuk Refleksi dan Komunikasi Keluarga ditulis oleh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Raden Fatah Palembang, Ari Azhari.

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Raden Fatah Palembang, Ari Azhari--Ist

BULAN Ramadan yang penuh berkah ini tidak hanya sekadar menjadi waktu untuk melaksanakan ibadah secara ritual, tetapi juga berfungsi sebagai kesempatan yang sangat berharga untuk memperkuat hubungan kasih sayang di dalam keluarga.

Dalam suasana yang penuh kehangatan saat sahur dan berbuka puasa bersama, momen-momen ini dapat menciptakan ikatan yang lebih erat.

Sekaligus memberikan kesempatan untuk menyembuhkan berbagai retakan atau ketegangan dalam hubungan yang mungkin telah muncul sepanjang tahun.

Dengan berbagi kebersamaan dan saling mendukung dalam menjalankan ibadah puasa, bulan suci ini menjadi waktu yang ideal untuk membangun kembali harmoni dan keintiman antar anggota keluarga.

Ramadan juga menawarkan momen sempurna untuk merefleksikan hubungan kita dengan orang terdekat, mengevaluasi bagaimana kita berkomunikasi sehari-hari, dan membuat komitmen untuk memperbaiki pola komunikasi yang kurang sehat.

Beberapa aspek Ramadan yang mendukung refleksi dan komunikasi keluarga:

1) Sahur: Membangun kebiasaan untuk bangun di pagi hari menjelang sahur bukan hanya sekadar rutinitas makan sebelum berpuasa, tetapi juga menciptakan sebuah kesempatan yang sangat berharga bagi anggota keluarga untuk saling berinteraksi.

Dalam suasana yang tenang dan intim seperti itu, setiap anggota keluarga dapat berbagi cerita, berbincang tentang berbagai hal, serta memperkuat ikatan satu sama lain.

artikel kurma: ramadan sebagai waktu untuk refleksi dan komunikasi keluarga                            artikel berjudul ramadan sebagai waktu untuk refleksi dan komunikasi keluarga ditulis oleh dosen fakultas syariah dan hukum, uin raden fatah palembang, ari azhari.
dosen fakultas syariah dan hukum, uin raden fatah palembang, ari azhari--ist
bulan ramadan yang penuh berkah ini tidak hanya sekadar menjadi waktu untuk melaksanakan ibadah secara ritual, tetapi juga berfungsi sebagai kesempatan yang sangat berharga untuk memperkuat hubungan kasih sayang di dalam keluarga.
dalam suasana yang penuh kehangatan saat sahur dan berbuka puasa bersama, momen-momen ini dapat menciptakan ikatan yang lebih erat.
sekaligus memberikan kesempatan untuk menyembuhkan berbagai retakan atau ketegangan dalam hubungan yang mungkin telah muncul sepanjang tahun.
baca juga:artikel kurma: harmonisasi keluarga dalam menjalankan ibadah puasa
baca juga:artikel kurma: hakikat ketakwaan kepada allah swt
dengan berbagi kebersamaan dan saling mendukung dalam menjalankan ibadah puasa, bulan suci ini menjadi waktu yang ideal untuk membangun kembali harmoni dan keintiman antar anggota keluarga.
ramadan juga menawarkan momen sempurna untuk merefleksikan hubungan kita dengan orang terdekat, mengevaluasi bagaimana kita berkomunikasi sehari-hari, dan membuat komitmen untuk memperbaiki pola komunikasi yang kurang sehat.
beberapa aspek ramadan yang mendukung refleksi dan komunikasi keluarga:
1) sahur: membangun kebiasaan untuk bangun di pagi hari menjelang sahur bukan hanya sekadar rutinitas makan sebelum berpuasa, tetapi juga menciptakan sebuah kesempatan yang sangat berharga bagi anggota keluarga untuk saling berinteraksi.
baca juga:artikel kurma: menebar kebaikan di bulan ramadan, meraih berkah dan keberkahan
baca juga:artikel kurma: puasa antara kualitas dan formalitas
dalam suasana yang tenang dan intim seperti itu, setiap anggota keluarga dapat berbagi cerita, berbincang tentang berbagai hal, serta memperkuat ikatan satu sama lain.
kegiatan ini tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memberikan momen yang berharga untuk menjalin komunikasi yang lebih mendalam dan bermakna di antara mereka.
dengan demikian, waktu sahur bisa menjadi momen yang penuh makna, di mana setiap individu merasa lebih dekat dan terhubung satu sama lain dalam kebersamaan yang harmonis.
2) berbuka puasa bersama: saat waktu senja tiba dan momen berbuka puasa semakin dekat, meja makan berfungsi sebagai saksi yang tak bersuara mengenai perubahan suasana di dalam rumah.
baca juga:artikel kurma: ramadan dalam dimensi kesalehan individual dan kesalehan sosial
baca juga:artikel kurma! dari spiritual ke sosial: makna puasa dalam perspektif tafsir maqasidi
biasanya, setiap anggota keluarga terjebak dalam kesibukan masing-masing, tenggelam dalam rutinitas harian yang sering kali menyita perhatian.
namun, saat momen berbuka tiba, mereka semua berkumpul di sekitar meja yang dipenuhi dengan hidangan yang meskipun sederhana, namun sarat akan makna dan kehangatan.
dalam suasana tersebut, percakapan yang ringan dan penuh keakraban mulai mengalir di antara mereka. 
setiap cerita tentang keseharian, baik yang lucu maupun yang mengesankan, didengarkan dengan penuh perhatian dan rasa hormat.
baca juga:artikel kurma: mengenal tiga tingkatan puasa yang hakiki
baca juga:artikel kurma: toleransi berniaga kuliner di bulan suci ramadan
tawa yang menggemakan kebahagiaan pun kembali menghiasi ruang keluarga, yang terkadang terasa sepi dan terabaikan oleh kesibukan masing-masing anggota.
momen ini bukan hanya sekadar berbuka puasa, melainkan juga sebuah kesempatan berharga untuk mempererat ikatan keluarga, saling berbagi cerita, serta menikmati kebersamaan yang sering kali hilang dalam kesibukan sehari-hari.
3) shalat tarawih bersama. melaksanakan ibadah secara bersama-sama membangun rasa kebersamaan dan memperkuat ikatan spiritual dalam keluarga.
malam-malam ramadan membuka ruang refleksi bersama. ketika tarawih usai, kesempatan untuk berbincang tentang makna kehidupan dan nilai-nilai kebaikan menjadi lebih terbuka.
baca juga:artikel kurma: memahami tiga fase keistimewaan bulan ramadan, mari kita amalkan
baca juga:artikel kurma: peran ramadan dalam pembentukan karakter dan spiritual muslim
ayah yang biasanya sibuk bekerja kini memiliki waktu untuk mendengarkan keluh kesah anak-anaknya. ibu yang selalu menjadi penopang keluarga mendapat kesempatan untuk berbagi rasa dan pikiran.
4) tadarus al-quran: salah satu momen yang sangat berharga dalam tadarus adalah ketika seorang suami mengajarkan kepada istrinya tentang cara membaca al-quran.
di sisi lain, seorang ayah juga memiliki peran penting dalam mendidik anak-anaknya untuk mengenal dan membaca kitab suci ini.
melalui proses pembelajaran yang dilakukan dalam suasana kekeluargaan, diharapkan setiap anggota keluarga dapat lebih memahami ajaran-ajaran yang terdapat dalam al-quran.
baca juga:artikel kurma: memaknai bulan puasa ramadan untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa
baca juga:artikel kurma: menyambut tamu agung bulan ramadan: evaluasi dan peningkatan kualitas puasa
tadarus menjadi lebih dari sekadar aktivitas rutin; ia menjadi sarana untuk memperkuat ikatan antara anggota keluarga, serta meningkatkan pemahaman mereka terhadap nilai-nilai agama yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk berbagi pemikiran dan pandangan mereka, sehingga tercipta diskusi yang konstruktif dan saling memperkaya.
ramadan, dengan segala keistimewaannya, menjadi guru yang mengajarkan bahwa keluarga adalah harta yang tak ternilai.
melalui momen-momen kebersamaan yang tercipta, ikatan keluarga dipupuk dan diperkuat, menjadi bekal untuk menghadapi kehidupan setelah ramadan berlalu.
artikel kurma ini merupakan hasil kerjasama harian umum palembang ekspres dengan fakultas syariah dan hukum uin raden fatah palembang.