Ada juga wilayah Indonesia yang mengalami hujan ekstrem seperti di Manado Sulawesi Utara dengan kecepatan hingga 209 mm per hari.
Dalam keterangan pers, BMKG melakukan update dinamika atmosfer.
Dinamika atmosfer yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia berpoetnsi meningkatnya curah hujan yang cukup signifikan.
BACA JUGA:Pj Wako Akan Implementasikan Pengelolaan Keuangan Secara Baik dan Tepat
BACA JUGA:Bangunan 3 Lantai 5 Tahun Berdiri Di Ogan Ilir Dirobohkan, Ada Apa Ya? Ini Alasannya
Ada beberapa indikasi dari dinamika atmosfer yang berhasil ditangkap BMKG yakni sebagai berikut:
1. Adanya fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang terlihat sangat aktif di Indonesia.
2. Dinamika atmosfer seperti itu berpotensi meningkatnya kecepatan angin terutama dari utara Indonesia melintasi equator melalui Selat Karimata.
Akibatnya terindikasi adanya aktivitas Cross Equatorial Northerly Surge atau CENS.
BACA JUGA:3 Rekomendasi Resep Botok Jadi Menu Sahur Malam Ini, Yuk Cobain
BACA JUGA:Infinix Note 40 Series, Spek dan Harga di Pasar Tanah Air
3. Di dalam pemantauannya juga terlihat adanya potensi terjadinya pembentukan pusat tekanan rendah.
Terutama di Samudera Hindia Barat Daya hingga Selatan Jawa dan Australia bagian Utara.
Pusat tekanan rendah ini berpotensi terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di Indonesia bagian selatan, termasuk di dalamnya Sumatera Selatan.
Untuk itulah, BMKG menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan jika diperlukan untuk melakukan langkah antisipasi terhadap curah hujan yang tinggi.
BACA JUGA:Ide Toples Lebaran, 4 Resep Sumpia Goreng, Renyah , Enak dan Ekonomis