Sepanjang Ramadhan, periksa kadar gula darah kamu sesering mungkin, terutama jika kamu mengonsumsi sulfonilurea atau menggunakan insulin ringan.
Aliansi Internasional Diabetes dan Ramadhan menyoroti bahwa puasa tidak dibatalkan dengan menusuk kulit untuk memeriksa kadar gula darah.
Rencanakan berbuka puasa untuk mengatasi hipoglikemia jika kamu merasa sakit sepanjang Ramadhan.
3. Makan selama Ramadhan
Interval makan yang lama dan waktu makan setelah berbuka puasa di bulan Ramadhan dapat memengaruhi kebiasaan makan kamu dan dapat mengakibatkan lebih banyak fluktuasi pada kadar gula darah kamu.
Menjaga pola makan yang sehat sangat penting karena akan mencegah konsumsi berlebihan.
Makanlah makanan terbesar kamu saat fajar, pastikan makanan tersebut mengandung makanan tinggi protein dan karbohidrat kompleks, dan tetap terhidrasi.
4. Tetap Lakukan Aktivitas Fisik
BACA JUGA:Paket Buka Puasa, Arista Hotel Sajikan Masakan Terlengkap, dari Melayu hingga Middle East
Kamu harus melakukan aktivitas fisik rutin. Di sisi lain, hindari melakukan terlalu banyak aktivitas fisik karena dapat meningkatkan risiko hipoglikemia.
Karena tepung dicerna dengan lambat, sebaiknya konsumsi makanan bertepung saat berbuka dan minum banyak air.
5. Dosis insulin
Dosis dasar insulin perlu diturunkan sekitar 15-30 persen. Paling nikmat dimakan segera setelah berbuka.
BACA JUGA:6 Negara Ini Punya Tradisi Unik Membangunkan Sahur, Ada yang Pakai Meriam!
Saat fajar, dosis insulin bolus dapat diturunkan sekitar 24 hingga 50%.