Beliau ingin memberikannya kepada Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam dengan tujuan agar beliau shallallahu ‘alayhi wa sallam memakainya di hari Ied dan juga dipakai untuk menyambut para utusan-utusan dari negara-negara lain.
Maka dari hal-hal itu, kita mengetahui bahwasanya menghias diri untuk menyambut hari Idul Fitri merupakan suatu hal yang dianjurkan bagi kaum muslimin sebagai bentuk mereka menyambut kebahagiaan dan rahmat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan kepada mereka.
Adab kedua,kaum muslimin keluar menuju tempat salat atau menuju mushala (tempat pelaksanaan salat Ied dilakukan di mushala) tidak di dalam masjid.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam biasa melakukan salat Idul Fitri dan Iedul Adha di mushala sesuai diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu ‘anhu.
BACA JUGA:3 Hikmah Zakat Fitrah Kata Ustaz Beni Sarbeni, Wujud Syukur hingga Jadi Benteng Harta
Beliau mengatakan:
كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -يَخْرُجُ يَوْمَ اَلْفِطْرِ وَالْأَضْحَى إِلَى اَلْمُصَلَّى
“Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam paa hari Idul Fitri dan Iedul Adha keluar menuju mushala”.
وَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ اَلصَّلَاةُ
BACA JUGA:Pemburu Lailatul Qadar Wajib Tahu, Ini Adab-Adab Iktikaf 10 Hari Terakhir Ramadan
“Maka yang pertama kali beliau mulai adalah mengerjakan salat.”
Hal ini menunjukkan bahwasanya lebih utama salat Idul Fitri dilakukan di mushala yaitu di luar bukan di dalam masjid.
Adapun hikmahnya adalah karena di dalam salat Idul Fitri tersebut kita bisa menampakkan syiar kaum muslimin dan menjadikan seluruh kaum muslimin bersatu, mendengar khutbah dari khatib, dan salat berjama’ah secara bersama-sama di hari yang mulia tersebut.
Ketiga, menjadikan jalan yang dilewati menuju mushala untuk salat Ied berbeda dengan jalan yang digunakan untuk pulang.
Yaitu jika memungkinkan untuk melalui dua jalan yang berbeda, maka itu dianjurkan sebagaimana diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ta’ala ‘anhu.