Parfum ini dirilis pada tahun 1948, tepat setelah berakhirnya Perang Dunia ke-2.
Untuk memperingati dan melestarikan pemulihan harmoni dan harapan yang telah lama ditunggu-tunggu, bisnis fesyen Nina Ricci mulai menciptakan wewangian baru khusus untuk pelanggan wanitanya.
Penjualan L'Air Du Temps, yang berarti 'semangat suatu zaman', langsung melonjak.
Botol-botol cantik dengan tutup bergambar burung merpati terjerat masih dibuat hingga saat ini dan dapat ditemukan menghiasi meja rias wanita canggih di mana pun.
Sebagai penghormatan terhadap kebebasan, cinta, dan perdamaian, L'Air du Temps memiliki dua burung merpati yang duduk di atas botol parfum yang dapat dikenali.
Dikembangkan dalam euforia pascaperang, aroma segar melati, mawar, dan anyelir merayakan esensi feminitas dengan optimisme murni.
BACA JUGA:Kepoin Parfum Favorit BTS, Wanginya Bikin Kaum Hawa Klepek-Klepek!
Wewangian klasik ini, parfum bunga pedas pertama dalam sejarah wewangian, telah berkembang menjadi ikon sejati.
3. Joy — Jean Patou
Parfum baru tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik saat hal buruk sedang terjadi, namun dapat mengalihkan pikiran kita sejenak.
Joy diciptakan pada tahun 1929 oleh wewangian Paris Jean Patou untuk klien kaya Amerika yang sedang mengalami kehancuran Wall Street pada saat itu.
BACA JUGA:6 Parfum Paling Tahan Lama, Bisa Dipakai Pria dan Wanita, Sekali Semprot Wanginya Bikin Melting
Joy lebih murah dibandingkan sebagian besar produk couture.
Oleh karena itu para wanita berlomba-lomba untuk membelinya meskipun Patou mengalami kesulitan keuangan dan harga yang mahal.
Joy saat ini dianggap sebagai salah satu wewangian paling ikonik yang pernah ada, berkat keberhasilan Patou dalam mengambil risiko pada saat itu.