Perjalanan di Pulau Kemaro dilanjutkan dengan menyusuri Kampung Aer Pulau Kemaro. Kampung ini merupakan kampung wisata yang dihuni lebih kurang 100 KK.
“Secara teknis Kampung Aer Kemaro ini landscape agak sama dengan Kampoeng Air Juwana di Pati. Beberapa fasilitasnya sudah oke ada hidroponik dan budidaya lele.
Di sini pengunjung diajak merasakan nuansa khas Palembang.
Di mana manusia beradaptasi dengan lingkungan budaya sungai khas Plembang di zaman lama.
Sedikit saran saya seharusnya di Kampung Aer ini juga ada tempat makan khas Palembang.
Di mana orang sambil makan bisa menikmati view kapal-kapal yang lalu lalang di Sungai Musi”, kata Dinka Ardantya Widayanti mahasiswi Psikologi peserta Modnus Unsri dari Universitas Muria Kudus.
Siangnya jelajah mengunjungi rumah Saudagar Ong Boen Tjit.
Mereka mengamati sisa kebesaran konglomerasi Palembang masa lalu yang merupakan keturunan Cina yang diberi tempat dengan baik dan dihormati oleh masyarakat Palembang.
Selain berdiskusi ringan tentang harmonisasi kehidupan minoritas di tengah mayoritas asli Palembang.
Mereka juga menikmati kopi hangat khas Rumah Ong Boen Tjit di beranda.
Sebagian sambil bergembira memainkan beberapa permainan tradisional Palembang seperti “orang kaya orang miskin” atau “cing keluing” di halaman luas rumah Baba Ong tersebut.
Menjelang sore mereka kembali ke Kampus Unsri Indralaya sambil membawa pengalaman dan pengetahuan dari peradaban sepanjang Sungai Musi.*