“Di antaranya, Jejak Marga, Motif Batik, Sastra Tutur dan Tinggalan Ki Merogan,” cetus Chandra.
Lebih lanjut dia merinci, berdasarkan Laporan Inventarisasi Koleksi per 31 Mei 2024, Museum Negeri Sumsel telah mendapatkan puluhan Koleksi Hibah dari masyarakat Kabupaten Ogan Ilir.
Sehingga di kesempatan tersebut, Chanda menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kepercayaannya kepada Museum.
BACA JUGA:Museum Negeri Sumsel Sumber Belajar Sejarah, Pemerintah Harus Melek Soal Itu, Ini Alasannya
BACA JUGA:Mau Lihat Sejarah Sumatera Selatan? Coba Deh ke Museum Negeri Sumsel, Lengkap Koleksinya!
“Harapan kami, semoga lebih banyak lagi masyarakat yang mencintai Museum dan peduli terhadap pelestarian warisan sejarah dan budaya Sumsel,” tandasnya.
Sementara, dalam kegiatan Museum Masuk Desa kali ini, Museum Negeri Sumsel dibantu Harian Umum Palembang Ekspres, Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Sumsel bekerjasama dengan Pemerintah Kecamatan Tanjung Batu dan Desa Seri Tanjung.
Hadir 150 peserta yang terdiri dari Kepala Desa (Kades) se-Kecamatan Tanjung Batu, pemuka agama, pemuka adat, tokoh pemuda, ikatan remaja masjid, pelajar, mahasiswa dan jajaran pemerintah Desa Seri Tanjung.
Sebagai narasumber antara lain Kades Seri Tanjung Zainal Abidin yang menyampaikan materi berjudul “Tetap Bangga dengan Apa yang Kita Punya”.
BACA JUGA:Guru Diajak Manfaatkan Museum Negeri Sumsel, Sumber Belajar Sejarah!
Camat Tanjung Batu, Syafran dengan materi “Potensi Objek Pemajuan Kebudayaan di Kecamatan Tanjung Batu”, Letkol. Inf. D.B. Harahap dari Kodam II Sriwijaya dengan materi “Perang Lima Hari Lima Malam; Di Kala Tentara dan Rakyat Bersama-sama untuk Sumbagsel”.
Kemudian, Letkol. Caj. Hery Suyanto dari Korem 044 Garuda Dempo dengan materi “10 Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya beserta Sejarah Singkatnya”, dan AKBP Eddy Aprianto Haka dari Polda Sumsel dengan materi berjudul “Penyelamatan dan Pengamanan Benda Cagar Budaya”.
Masih dari Polda Sumsel, AKBP Anna Susila memaparkan materi berjudul “Pemberdayaan Masyarakat dalam Usaha Pelestarian Benda Cagar Budaya”.
Serta akademisi dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Saudi Berlian dengan materi berjudul Reaktualisasi Nilai-nilai Marga, dan pegiat sejarah Merry Hamraeny yang menitiberatkan peran dan fungsi museum.