KORANPALPRES.COM- Bandara satu ini merupakan Bandara dengan kawasan Ekonomi Khusus, mempunyai Nama Laksamana Hebat dari Kerajaan Malaka.
Namanya Bandara Internasional Hang Nadim berada di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Bandara Hang Nadim pembangunannya dilakukan pada tahun 1974, asal dari nama tersebut diambil dari Laksamana Hang Nadim, merupakan seorang laksamana hebat dari Kerajaan Malaka.
Sampai saat ini, bandara berkode BTH adalah bandara yang mempunyai landasan pacu terpanjang, panjang landasan Bandara Hang Nadim yaitu 4.025 meter dan lebar 45 meter.
BACA JUGA:Cuma 35 Menit dari Bandara SMB 2, Taman Rawa Pertama di Indonesia ada di Sumsel, Punya 55 Tanaman LangkaBandar Udara Hang Nadim ini berada di lahan seluas 1.762 hetare, namun baru memanfaatkan sekitar 40 persen lahan saja, akan tetapi untuk terminal I yang memiliki luas 27.066 m3 yang sedang direvalitalisasi.
Akan tetapi bandara ini di Operasikan oleh PT Bandara Internasional Batam (BIB) sejak tahun 2022.
PT Bandara Internasional Batam merupakan konsorsium yang sahamnya dimiliki oleh Angkasa Pura Airports yaitu sebanyak 51, Incheon International Airport corporation (IIAC) 30 Persen saham serta 19 persen saham milik PT Wijaya Karya Persero Tbk.
Namun PT BIB tidak mengelola serta bertanggung jawab pada pengembangan Bandara Hang Nadim, sehingga perluasan Terminal 1 yaitu Terminal Penumpang Eskisting,
BACA JUGA:Bandar Udara di Kota Tertua Ini Disebut 'Bandara Kampung', Pernah Sedot Anggaran Rp366,7 Miliar
BACA JUGA:Serap Dana Rp1,2 Trilium, Ini Bandara Tersibuk di Indonesia, Ternyata Terbaik Se-Asia!
Pembangunan terminal penumpang terminal 2, Pengelola terminal kargo baru, bahkan pengembangan rencana induk dari Bandara Internasional Hang Nadim yakni dengan konsep Logistics Aerocity.
Konsep Logistics Aerocity merupakan konsep yang mengacu pada pembangunan bandara sebagai pusat logitstik serta pembangunan ekonomi yang mempunyai aktivitas yang berpusat pada kawasaan sekitar bandara.
Untuk sasarannya yaitu kuris tradisional, Spesialis kargo operator, hingga Fasilitator business to consumer (B2C) e-commerce.
Hal ini akan tercipta sinergi antara perusahaan yang bergerak secara digital dengan barang yang diperjualberlikan dan perusahaan kargo.