MARTAPURA, KORANPALPRES.COM - Petani di wilayah Kecamatan Belitang II, Semendawai Suku III dan Semendawai Timur saat ini kesulitan mendapatkan air, terutama untuk mengaliri area persawahan, karena adanya perbaikan irigasi yang jebol di BK 19.
Jadi air sama sekali tidak mengalir dari mulai BK 18 hingga ke hilir, tentu hal ini menyulitkan petani, terlebih saat ini jarang hujan sehingga kalau petani tidak membuat sumur bor di khawatirkan akan gagal panen.
"Petani mengharapkan kepada pemerintah daerah agar memberikan solusi bagi petani, seperti pembuatan sumur bor dan bantuan alat mesin sedot," terang Dayat salah satu Petani di Kecamatan Belitang II.
Karena takut gagal panen, saat ini banyak petani yang membuat sumur bos secara mandiri, meski air yang di hasilkan kurang maksimal.
BACA JUGA:Cegah Gagal Panen, Ratusan Hama Tikus Berhasil Dilumpuhkan Petani dengan Metode Ini
"Sampai saat ini pemerintah daerah belum melakukan tindakan apa-apa terkait masalah yang di alami petani yang kesulitan mengaliri area persawahan," terangnya.
Hampir 5 hari sekali petani melakukan penyedotan sumur bor, karena kalau tidak tanaman padi akan mulai layu dan menguning.
"Kita takut gagal panen pak kalau tidak nyedot air, meski harus keluar biaya tambahan," jelasnya.
Terlebih perbaikan irigasi di BK 19 berdasarkan informasi yang diperoleh memakan waktu yang cukup lama.
BACA JUGA:Warga OKU Timur Geger! Penemuan Sosok Mayat Laki-laki Mengapung di Irigasi, Ternyata Ini Penyebabnya
Tentu hal ini perlu di sikapi oleh pemerintah daerah, gimana hasil panen mau banyak kalau petani kesulitan air.
Sementara Aliman warga Semendawai Suku III mengatakan, untuk di wilayahnya yang mengalami kesulitan air di antaranya Desa Sukamulya, Taraman, Taraman Jaya.
Sementara untuk Kecamatan Semendawai Timur dan Belitang II hampir mayoritas semuanya kesulitan air.