Masalahnya, masih diragukan kalau ia memiliki darah Indonesia.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa ayahnya, Pierre Van Hooijdonk, memiliki keturunan Maroko dan Indonesia (Maluku), namun ada juga pendapat yang menyatakan sebaliknya.
Karier dan Pengalaman di Eropa
Sydney saat ini berusia 24 tahun, telah membangun reputasi sebagai striker potensial di kompetisi Eropa.
Debutnya yang menonjol bersama NAC Breda pada usia 18 tahun menunjukkan potensinya yang besar, meskipun statistiknya tidak selalu mencolok.
Selain itu, pengalamannya di klub Serie A, Bologna, menunjukkan bahwa dia adalah pemain yang memiliki gaya bermain fleksibel dan mampu beradaptasi baik sebagai penyerang maupun sayap.
Tantangan Naturalisasi
Meskipun reputasinya di Eropa cukup solid, namun proses naturalisasi Sydney untuk mewakili Indonesia dalam kompetisi internasional masih terhambat.
Persoalan mengenai kejelasan garis keturunannya menjadi kendala utama agar Sydney van Hooijdonk dapat bermain bagi Timnas Indonesia.
Meskipun begitu, minatnya untuk bermain di Timnas Indonesia menunjukkan bahwa dia adalah pemain yang memiliki rasa nasionalisme yang kuat terhadap negara asal ayahnya.
Sydney van Hooijdonk, dengan segala kebingungan mengenai garis keturunannya, tetap merupakan nama yang menarik untuk diikuti dalam dunia sepak bola Indonesia.
Keberhasilannya karier profesionalnya di Eropa dan minatnya untuk berkontribusi pada sepak bola Indonesia menunjukkan bahwa dia memiliki potensi untuk menjadi salah satu pemain penting dalam perkembangan sepak bola nasional.
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas tim nasional, langkah PSSI dalam mengeksplorasi potensi pemain keturunan di luar negeri merupakan strategi yang sangat penting.