Dinamis, Rupiah Masih Alami Penguatan Minggu Ini

Jumat 17 Nov 2023 - 22:53 WIB
Reporter : Dian Cahyani Fitri
Editor : Dian Cahyani Fitri

Hal itu seiring dengan proyeksi para petinggi Bank Sentral AS yang memperingatkan bahwa inflasi tinggi akan menjadi dorongan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut dan diprediksi melemahkan aset-aset berisiko.

Di lain sisi, kekhawatiran pasar terhadap ekonomi Tiongkok juga membebani sentimen regional.

Pasalnya, data menunjukkan perlambatan lebih lanjut dalam aktivitas pinjaman di negara tersebut hingga Oktober 2023.

Likuiditas Negeri Tirai Bambu pun mengalami penurunan meskipun ada langkah-langkah stimulus baru dari pemerintah.

BACA JUGA:Pangdam II Sriwijaya Silaturahmi dengan Gubernur dan Forkopimda Lampung, Perkuat Sinergitas!

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menerangkan, penguatan rupiah ditopang oleh kabar baik dari AS.

Baru saja diumumkan inflasi AS turun dari 3,7 persen menjadi 3,2 persen pada Oktober 2023.

Hal itu mendorong sentimen bahwa Bank Sentral AS tidak akan menaikkan FFR.

Pada Oktober 2023, inflasi AS masih berada di angka 3,7 persen (yoy) atau jauh di bawah target bank sentral di kisaran 2 persen.

BACA JUGA:Ternyata Ini Strategi Rektor UIN Raden Fatah Hingga Raih Akreditasi Unggul Perguruan Tinggi

The Fed pada akhirnya memilih untuk menahan suku bunga di level 5,25-5,50 persen.

Situasi ini akan mendorong aliran modal kembali ke negara berkembang.

“Hampir seluruh mata uang global kini menguat terhadap dolar AS,” tukasnya. *

 

Kategori :