"Pada semester ini, Singapura, Cina, Hongkong, Amerika Serikat masuk empat besar, dan Jepang," ujar Menteri Bahlil.
Dengan nilai investasi PMA untuk subsektor ini mencapai 7,1 miliar dollar AS, investor asing paling banyak menempatkan dananya untuk subsektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya.
Diikuti, investasi PMA di subsektor pertambangan mencapai 2,3 miliar dollar AS.
Subsektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi juga tercatat menarik minat investor asing, dengan nilai sebesar 2 miliar dollar AS.
Investasi asing paling banyak direalisasikan di Jawa Barat. Mereka menanamkan modalnya dengan nilai 5,3 miliar dollar AS di wilayah itu yang setara dengan 18,8 persen dari total PMA.
Sulawesi Tengah ternyata juga ramai menarik minat investor asing, dengan realisasi investasi sebesar 3,9 miliar dollar AS.
Dedangkan DKI Jakarta menempati peringkat ketiga lokasi PMA terbesar. PMA di wilayah tersebut tercatat dengan nilai sebesar 3,4 miliar dollar AS.
Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) sukses merealisasikan capaian investasi pada Triwulan II 2024. Capaian angka investasi tersebut menyentuh Rp428,4 triliun.
BACA JUGA:10 Negara Terluas di Dunia Berdasarkan Luas Wilayahnya
Pertumbuhan ekonomi pada 2024 menurut Bahlil meningkat sebesar 6,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Artinya terjadi peningkatan sebesar 22,5 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Menteri Bahlil mengatakan pula di balik ketidakpastian ekonomi global, Indonesia harus tetap bersyukur bahwa publik global masih mempercayai sebagai salah satu tujuan investasi, baik dari luar maupun dalam negeri.
Jumlah penanaman modal asing (PMA) pada Triwulan II 2024 berjumlah Rp217,3 triliun, meningkat 6,3 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp211,1 triliun, meningkat 7,1 persen dari tahun sebelumnya.
Bahlil juga menyebut bahwa sektor investasi yang paling banyak adalah sektor pertambangan dan industri logam dasar, dengan angka investasi sebesar Rp74,0 triliun.
Dijelaskannya ada lima besar subsektor realisasi triwulan II 2024 pada PMA dan PMDN yang paling banyak masuk . Yakni industri logam dasar dengan angka Rp74,0 triliun, kemudian sektor pertambangan Rp45,6 triliun, transportasi gudang telekomunikasi sebesar Rp41,3 triliun, kawasan perumahan, industri, dan perkantoran sebesar Rp33,5 triliun, serta jasa lainnya Rp30,6 triliun.