Selain pemetikan dan panen yang pas, petani dapat fokus pada rangkaian proses pengelolaan setelah dilakukan pemetikan kopi agar tercipta kopi yang mempunyai cita rasa khas.
Salah satu program peningkata produksi kopi yang dijalankan Pemerintah Kota Pagaralam sebelum ini adalah program sambung pucuk kopi.
Ini adalah program stek yang menggabungkan dua jenis kopi yang berbeda untuk menghasilkan kopi yang lebih banyak.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kota Pagaralam melalui Bidang Produksi Perkebunan keberhasilan sambung pucuk tanama kopi tembus pada angka 4 juta lebih atau 4.034.407 sambung pucuk.
“Kurun empat tahun berjalan sejak 2019 silam hingga 2022, petani penerima bantuan ini sudah melakukan 4 juta lebih sambung pucuk tanaman kopi,” ungkap Kabid Produksi Perkebunan Diki Herlambang SP.
Dia menyebutkan, jika data tersebut berdasarkan penghitungan tim verifikasi yang terjun langsung ke lapangan.
Untuk detailnya, di 2019 sebanyak 239.713 batang yang dilakukan sebanyak 39 Poktan. Di 2020 sebanyak 685.501 batang yang dilakukan oleh 39 Poktan.
Sedangkan di 2021 telah dilakukan sebanyak 2.038.372 batang yang dilakukan 115 Poktan. Sedangkan di 2022 sebanyak 1.070.741 sambung pucuk yang dilakukan 68 Poktan.
“Dalam program yang telah berjalan 4 tahun, sebanyak 4.175 petani yang tergabung dalam 261 Poktan telah melaksanakan atau menerima bantuan sambung pucuk tanaman kopi yang merupakan program Walikota Pagaralam Alpian Maskoni dulu,” ucap Diki Herlambang.
Dari total tersebut, sekitar 3.853.645 sambung pucuk sudah dibayarkan. Dalam hal ini biaya sambung pucuk yang dibantu Pemkot Pagaralam.
Dia juga menilai, sejalan dengan meningkatkan realisasi sambung pucuk tanaman kopi sudah dipastikan produksi atau panen ikutan meningkat.
Sebab, tanaman kopi stekan (sambung pucuk, red) justru memberikan hasil panen yang lebih baik, dibandingkan tidak disambung pucuk.
BACA JUGA:Selain Sumsel, Inilah Daerah Penghasil Kopi Terbesar di Indonesia
Namun, tidak terlepas dengan perawatan tanaman yang baik dan benar serta pemupukan.