Sebagian besar ruas tol Kapal Betung melintasi kawasan rawa yang mengandung mineral lempung dan memiliki kadar air tinggi.
Hal ini membutuhkan metode konstruksi khusus seperti teknik vakum dan pra-loading untuk mengatasi tantangan tersebut.
Proses pembebasan lahan untuk pembangunan tol Kapal Betung masih belum selesai sepenuhnya, dengan sekitar 8 persen lahan yang masih belum dibebaskan.
Terdapat beberapa lahan yang dimiliki oleh masyarakat maupun perusahaan yang membutuhkan penanganan khusus.
Pemeliharaan Jalan Tol
Kondisi lahan rawa yang sulit juga menjadi tantangan dalam pemeliharaan jalan tol setelah beroperasi.
Diperlukan perhatian khusus terutama terhadap kontribusi truk Over Dimension Over Loading (ODOL) yang dapat merusak jalan tol. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Pj Gubernur Elen Setiadi menekankan pentingnya penyelesaian masalah yang muncul, terutama terkait dengan masalah lahan.
Koordinasi yang baik antara pihak-pihak terkait diperlukan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada.
Dengan komitmen dari berbagai pihak, diharapkan penyelesaian tol Kapal Betung dapat berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian dan mobilitas masyarakat di Sumatera Selatan.