Tradisi Mandi Kasai ini merupakan tradisi warga Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan yang biasa dilakoni menjelang pernikahan.
Pelaksanaan Ritual Mandi Kasai dimulai dengan cara memandikan pasangan yang hendak melangsungkan pernikahan di tepian Sungai Kelingi.
Sebelum dimandikan, kedua pasangan terlebih dahulu diarak keliling kampung diiringi oleh kerabat dan masyarakat setempat.
Kedua pasangan akan dimandikan oleh keluarga saudara dan teman-temannya dengan menggunakan air Sungai Kelingi.
BACA JUGA:Karnaval Budaya Meriahkan HUT Ke-77 Muara Enim, Simak Harapan Pj Bupati Ahmad Rizali
Tradisi Mandi Kasai sendiri memiliki 2 makna penting untuk kedua pasangan yang akan melakukan pernikahan.
Pertama, sebagai simbol pasangan calon pengantin ini akan meninggalkan masa lajangnya dan segera memasuki kehidupan pernikahan.
Kedua, masyarakat meyakini Mandi Kasai diyakini mampu membersihkan jiwa dan tubuh pasangan yang akan melangsungkan pernikahan.
Dari tradisi Mandi Kasai inilah yang menjadi inspirasi lahirnya tarian kreatif dari Kota Lubuklinggau yang dikenal sebagai Tari Bujang Gadis.
Tarian ini biasanya ditampilkan saat acara prosesi pernikahan dengan iringan musik khas Lubuklinggau.
Sayangnya, saat ini tradisi Mandi Kasai sudah jarang ditemui karena faktor biaya yang tidak sedikit menjadi alasan Mandi Kasai tidak lagi dilakukan oleh warga Lubuklinggau.*