Perahu Bidar Palembang Terancam Punah, Pemerintah Pusat Gercep Lakukan Revitalisasi

Kamis 29 Aug 2024 - 20:41 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

“Tentu kita tidak bisa sekali bicara, saya titip ke pak Kristanto Januardi, karena ini UPT saya, saya boleh memerintah dia , jadi workshop–workshop seperti ini harus dteruskan, minimal di tahun ini beberapa kali,” sarannya.

Terlebih Mahendra ingin menuju revitalisasi bidar agar ekosistem itu tumbuh dari hulunya maka peran masyarakat, regenerasi dan semua instansi terkait harus dimulai dari sekarang.

“Jangan sekedar even, tapi benar-benar ini membangun kebudayaan dan peradaban, jadi tolong harus dimulai dari sekarang,” tukasnya.

Senada Ketua Yayasan Suar Bahri Kultura Idham Bachtiar Setiadi mengajak semua pihak untuk menguatkan ekosistem perahu bidar Palembang.

“Ketika bicara revitalisasi tentu kita bicara antar generasi, artinya memindahkan tongkat estafet itu penting,” tutur Idham.

Menurut dia, kemajuan kebudayaan berbasis ekosistem kebudayaan bukan teori, telah dipraktikkan, bukan hanya di Indonesia melainkan di Spanyol dan negara-negara lain.

“Membuat ekosistem peninjauan kebudayaan agar suatu budaya dapat bertahan dan berkembang,” imbuhnya.

Selain itu tambah Idham, peninjauan kebudayaan dengan menguatkan ekosistem kebudayaan, perlu melihat segala aspek secara luas dan kesabaran. 

“Ini merupakan proses, perlu visi yang jauh kedepan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumsel Kristanto Januardi memastikan 2 narasumber yang dihadirkan ini bukan pemantik kaleng-kaleng.

“Memang keduanya sudah level nasional dan sudah banyak pekerjaan besar tingkat nasional sukses di tangan mereka berdua,” puji Kristanto.

 

Di kesempatan yang sama, budayawan kota Palembang Vebri Al Lintani mengemukakan, lomba perahu bidar diprediksi akan menghilang apabila tidak dilestarikan secara serius. 

"Permasalahan perahu bidar Palembang sekarang sudah tidak memiliki daya tarik,” singgungnya. 

Dia mengulas apabila dibandingkan tahun 80-an dan 90-an secara kualitas dan kuantitas, bidar sekarang bukan lagi menjadi milik rakyat tapi banyak perusahaan. 

“Mungkin karena pemerintah kekurangan dana untuk merawat dan memiliki bidar," singgungnya lagi.

Kategori :