Sinergi Tim Pengabdian FKIP Unsri dan Guru IPS Melestarikan Warisan Sejarah dan Budaya Takbenda di Muara Enim

Minggu 01 Sep 2024 - 20:15 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

Selain "Tunggu Tubang", masih banyak sejarah dan budaya takbenda lainnya dari Kabupaten Muara Enim yang perlu dikembangkan melalui dunia pendidikan. 

Para guru diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mengajarkan kekayaan budaya takbenda ini di dalam kelas, sehingga peserta didik dapat lebih mengenal dan mencintai warisan budaya lokal mereka.

Melalui pelatihan yang diberikan kepada guru-guru IPS, Dr. LR. Retno Susanti, M.Hum berharap guru mampu mengembangkan materi pembelajaran yang relevan dan berbasis sejarah dan budaya lokal. 

BACA JUGA:1225 Mahasiswa UNSRI Diwisuda, Lebih 50 Persen Sandang Predikat dengan Pujian

BACA JUGA:SELAMAT! 1.749 Peserta Lolos SNBP Unsri, Segera Lakukan Ini Untuk Tahap Selanjutnya

Dengan pendekatan ini, diharapkan peserta didik akan lebih tertarik untuk mempelajari sejarah dan budaya Muara Enim secara lebih kontekstual dan bermakna. 

Langkah ini juga diharapkan dapat memperkuat identitas lokal di kalangan peserta didik. 

Oleh karena itu guru memiliki peran strategis dalam pelestarian sejarah dan budaya. 

Dengan pemahaman mendalam tentang sejarah dan budaya takbenda di Kabupaten Muara Enim, guru dapat membantu mendokumentasikan dan mengajarkan tradisi-tradisi ini kepada peserta didik, sehingga budaya tersebut tidak hilang ditelan zaman. 

BACA JUGA:Bukber dengan Wartawan, Rektor Unsri Ngaku Tak Akan Bendung Informasi, Tapi…

BACA JUGA:Mahasiswa UNSRI dan Ojin Sasaran Sat Lantas Polres Ogan Ilir, Dalam Giat Ini!

Para peserta, yang terdiri dari guru-guru IPS ini, antusias dalam mengikuti kegiatan, berdiskusi dan mengajukan pertanyaan serta tanggapan terkait berbagai budaya dan sejarah di lingkungan mereka. 

Guru-guru juga mengungkapkan berbagai kendala yang mereka hadapi dalam mengajarkan sejarah dan budaya lokal di sekolah. 

Dalam sesi tanya jawab, Dr. Syarifuddin, M.Pd., memberikan solusi-solusi praktis, termasuk cara mengajarkan materi sejarah dan budaya menggunakan teknologi digital yang kini menjadi kebutuhan utama bagi peserta didik. 

Melalui kegiatan ini, hal penting adalah guru merupakan agen utama dalam menyampaikan dan mengajarkan nilai-nilai budaya kepada peserta didik agar tetap lestari. 

BACA JUGA:Bukan Sekedar Ulu Melayu, Mahasiswa Modnus Unsri Yakini Siguntang Muara Kesultanan Islam di Nusantara

Kategori :