PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Hampir separuh pengguna media sosial (medsos) adalah robot, hal itulah yang dikemukakan Dirjen Informasi Komunikasi Publik atau IKP Prabu Revolusi.
Menurut dia, keadaan ini membuat kampanye sentimen baik atau buruk di media sosial mudah diciptakan. Bahkan juga bisa ikut memengaruhi atau ditelan media massa.
Prabu menyebut ia mau katakan bahwa di sosmed itu, mungkin 40% populasinya diisi robot. Ini praktiknya mengerikan, bagaimana kampanye itu dimanufaktur, difabrikasi, sehingga sentimennya positif atau negatif.
Beberapa sentimen inilah yang kemudian menciptakan konstruksi persepsi yang berbeda.
BACA JUGA:Ternyata Aksi Curanmor Viral di Medsos di Tempat Bos Ikan Giling
Perbedaan antara dunia maya dan dunia nyata dan ini pula yang menjelaskan robot ini bisa dipesan jumlahnya lebih banyak sehingga sentimennya makin buruk atau makin baik.
Pesanan ini yang membuat segala sesuatudapat berkembang entah ke arah baik atau buruk.
“Kemudian banyak juga yang akhirnya dikutip sama media, ‘menurut sentimen negatif’, padahal fabrikasi informasi,” ujar dia.
Ia menjelaskan, salah satu praktik fabrikasi sentimen bisa terjadi di satu ruangan. Ruangan itu mempunyai komputer yang terhubung dengan lebih dari 300 gawai.
BACA JUGA:Viral di Medsos! Seorang Pemuda di Muratara Persunting 2 Wanita Idaman Sekaligus
Ketika seseorang menulis pesan atau memposting sesuatu, lalu itu masuk ke dalam sistem, kemudian disebarluaskan oleh lebih dari 300 gawai tersebut.
Setelah itu berkembanglah lagi sebuah opini baru yang belum tentu diterima dengan bijak oleh masyarakat.
Netizen atau warganet yang jumlahnya tidak terhitung menggorengnya dengan bermacam-macam versi.
“Seedangkan di sisi lain, orang yang memang ingin menyuarakan sesuatu, enggak punya teknologi ini. Itu kan enggak fair,” kata dia.
Hal itulah menurut dia, membuat Kominfo ingin memastikan bagaimana informasi dan konten yang ada di ruang informasi publik itu bisa terverifikasi.