"Untuk jumlah sampel yang akan kita data itu sebanyak 2450 rumah tangga tersebar di 17 kabupaten/ kota,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel Ricky Perdana Gozali melaporkan tentang pengendalian inflasi dan penurunan kemiskinan di Sumsel.
Pada Agustus 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sumatera Selatan sebesar 1,80 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,91.
BACA JUGA:Hadiri Rapat Paripurna, Lanosin Sebut Tingkat Kemiskinan di OKU Timur Alami Penurunan 0,06 Persen
BACA JUGA:Kemiskinan Ekstrim Tuntas, Pembangunan Merata, Keamanan Terjaga, Warga Minta Enos Pimpin OKUT Lagi
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu tertinggi kelompok makanan, minuman dan tembakau.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu tertinggi pada kelompok pakaian dan alas kaki.
Tingkat deflasi month to month (m-to-m) Provinsi Sumatera Selatan Agustus 2024 sebesar 0,19 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,16 persen.
“Selama 3 bulan terakhir di Sumsel mencatat deflasi berturut-turut, jadi sepanjang 2024, deflasi terjadi pada Januari, Juni, Juli dan Agustus," ulasnya.
BACA JUGA:Turun Drastris! Angka Kemiskinan di Muba Hanya Tinggal Segini
Dia menjelaskan, beberapa komoditas yang menyumbang inflasi cukup tinggi di Sumsel yaitu komoditas bawang merah, daging ayam ras, jeruk, telur ayam ras dan cabai rawit.
“Sementara itu, pertumbuhan perekonomian di Sumsel diperkirakan tetap baik hingga Desember 2024 dan daya beli masyarakat juga masih tinggi,” pungkasnya.