Diskusi ini dipandu oleh Herdiana Putri Ayuningtyas dan drh. Desti Ika Yanti dari AFJ.
Pembicara utama meliputi Siti Mulyani dari Lembaga Konsumen Yogyakarta, Robby Tjahya perwakilan dari Indonesia Cage-Free Association, dan R. Hery Sulistio Hermawan dari DPKP DIY.
Siti Mulyani berharap telur cage-free dapat diakses oleh semua kalangan.
BACA JUGA:Top 5 PTN Jurusan Kedokteran Hewan Terbaik di Indonesia, Punya Karier Menjanjikan!
BACA JUGA:UI Tak Masuk 5 Besar, Berikut Universitas Jurusan Kuliah Kedokteran Hewan Terbaik
"Semua konsumen berhak mendapatkan produk sehat, dan pemerintah harus mendukung mereka," jelasnya.
Roby dari perwakilan Indonesia Cage-Free Association menambahkan, telur dari sistem cage-free lebih sehat dan bebas dari risiko salmonella.
“Kami ingin semakin banyak peternak menerapkan praktik budidaya hewan dengan moralitas,” tukasnya.
Untuk menjangkau publik lebih luas, hadir pula musisi Iksan Skuter, Olski, More on Mumbles, Rabu, dan Jono Terbakar.
BACA JUGA:SERAM! Pemotongan Hewan Kurban Oleh Satgas Kizi TNI Konga Menampilkan Sapi Dengan Tanduk Panjang
BACA JUGA:Meski Tak Lagi Menjabat, Mantan Bupati Lahat Ini Bagi Hewan Kurban ke Pengurus PWI Lahat
Melodi mereka menyatukan pengunjung, sembari meningkatkan kesadaran tentang kesejahteraan hewan.
The Freak Show menyajikan teater yang menggambarkan penderitaan ayam petelur dalam kandang baterai.
Dalam pertunjukannya, mereka mengajak penonton menandatangani petisi demi kesejahteraan ayam petelur dan membacakan hymne ayam.
Hymne ayam ini berbunyi, “Kami ayam-ayam lahir di kandang, tumbuh di kandang, mati di meja makan.”