Serba Mewah! Inilah Fakta Serta Filosofi Aesan Gede dan Aesan Paksangko, Baju Adat Pernikahan Palembang

Selasa 24 Sep 2024 - 14:27 WIB
Reporter : Juli Aulia
Editor : Juli Aulia

1. Didominasi dengan warna merah dan emas

Tentu kamu akan menjumpai pakaian adat pernikahan Palembang ini yang di dominasi dengan warna merah dan emas.

Kedua baju adat palembang, aesan gede dan aesan paksangko melambangkan kebesaran dan keanggunan, sebab dua busana ini sering dijumpai dalam acara Munggah atau pernikahan.

Yang menjadi baju adat pernikahan kerajaan Sriwijaya.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pakaian adat ini mengalami modernisasi warna.

Untuk saat ini, dominasinya warna merah yang dihiasi dengan benang emas dan jubah bermotif bunga serta bintang emas.

Akan tetapi, sudah banyak baju pengantin Palembang yang tidak hanya didominasi warna merah dan banyak pilihan warna lain yang lebih mengikuti tren.

BACA JUGA:Adat Pernikahan Suku Komering Wajib Jalani Prosesi Niktiko Adok, Ini Makna dan Simbolnya

BACA JUGA:Inilah Alasan Adat Pernikahan Rasan Tuha Tradisi Masih Dijaga Suku Komering di OKU Timur Sampai Sekarang

2. Setiap aksesori atau ornamen memiliki filosofi yang berbeda

Pakaian adat pengantin Palembang akan menggunakan banyak aksesori atau ornamen yang tentu memiliki maknanya tersendiri.

Tidak hanya mahkota yang berada di atas kepala dan aksesori baju saja yang memiliki filosofi, namun dari sendal para pengantin pun memiliki makna yang penting.

Sendal tersebut bernama Cenela, yang digunakan sebagai penutup jari kaki dengan hiasan bersulam dan juga bermotif.

Sendal atau selop ini memiliki filosofi bahwa melangkah dalam kehidupan haruslah memiliki pelindung diri, yaitu agama.

Aksesori kalung seperti kebo munggah dengan motif kerbau pun disimbolkan memiliki arti kesuburan dan dinilai sebagai penolak dari segala sesuatu yang jahat.

Sementara, ada selempang sawit yang digunakan pengantin dengan menyilang dari baju kiri ke pinggang sebelah kanan dan dari baju kanan ke pinggang kiri.

Kategori :