"Teknik yang dipergunakan pun yang bukan dianjurkan, termasuk kurangnya pemeliharaan tanaman dan kebun," sebutnya.
Ia menerangkan, bibit karet sebaiknya hasil dari okulasi, untuk batangnya sendiri berupa klon dengan mata okulasi berasal dari kebun entres yang murni.
"Termasuk juga, yang harus diperhatikan pola penanaman, pemupukan, kemudian dosis pupuk, pemberian pupuk. Pun dengan pengendalian gulma pada tanaman belum menghasilkan," bebernya.
Dia menambahkan, ada beberapa gulma yang perlu menjadi catatan diperkebunan karet diantaranya, alang-alang (Imperata cylindrica), sembung rambat, seduduk, kirinyu, tembelakan, rumput sarang buaya dan paitan.
BACA JUGA:95 Persen Penduduk Mulak Ulu Lahat Pekebun Kopi, Sisanya Bercocok Tanam Budidaya Ini
"Sebaiknya dalam membasmi gulma dilakukan sebelum pemupukan yang digunakan secara fisik dan kimiawi, maupun dengan hama termasuk penyakit yang menyerang karet," terangnya.
Sebelum bibit karet ditanam pada media tanah, terlebih dahulu harus melalui fase-fase penyemaian pada polibag, sehingga benih unggul yang dipilih mampu menghasilkan getah yang berlimpah.
"Tinggi tunas lebih 20 cm, diameternya lebih 0,6 cm, dengan jumlah payung kisaran 1-2, memiliki sudut tunas lebih kurang 20 derajat, menggunakan polibag ukuran 15x35 cm atau 18x40 cm, yang pasti bibit tidak terinfeksi penyakit," sebut Vivi.
Kemudian, sambung dia, payung daun teratas dalam keadaan tua dan tunas yang tumbuh, berasal dari mata okulasi, selain itu, pertumbuhan tunas jagur dan tegap serta lurus agak menyamping.
BACA JUGA:Pagar Gunung Lahat Cenderung Lebih Padu dengan Tanaman Karet dan Kopi, Keunggulannya di Sini
"Selanjutnya, apabila pertumbuhan tunas membengkok ke atas, maka ada kemungkinan berasal dari tunas palsu, serta tidak tumbuh cabang atau tunas serta polibag dalam keadaan baik, dan tidak ada akar yang keluar," ulasnya.
Lebih lanjut Vivi mengimbau pekebun setidaknya dapat memperhatikan dengan seksama, terlebih ketika menggunakan bibit dari okulasi yang harus memenuhi persyaratan.
"Di antaranya umur batang bawah kisaran 8-18 bulan, mata tunas ada di sebelah atas, tinggi potong 5-10 cm dari jendela dan pada bagian bekas pemotongan, setelah itu, diolesi TB 192 atau parafin," ucap Vivi.
Berikutnya, masih kata Vivi, diameter batang bawah antara 1,3-3 cm, memiliki akar tunggang tinggal, lurus serta panjang 25-35 cm, dan akarnya 3-5 cm.
BACA JUGA:Sudah Ada Kopi dan Karet, Perkebunan Sawit di Kecamatan Tanjung Tebat Lahat Baru Bergerak
"Tidak terinfeksi penyakit, perlu disimak pada bagian okulasi apabila ditoreh berwarna hijau, dan kalaupun terdapat bibit yang memiliki akar tunggang lebih dari satu, sebaiknya pilih salah satu," pungkasnya.*