"Artinya manfaatnya besar sekali bagi rakyat sekitar,” imbuh Sudaryono.
BACA JUGA:PLN Gelar Pelatihan Batik Malam Dingin Kepada UMK Berbasis Wastra Batik Tulis Shiha Ali
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa PLN terus berupaya menggenjot pemanfaatan EBT sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia.
Upaya ini searah dengan target Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060, di sisi lain juga membawa dampak positif langsung untuk masyarakat.
"Dulu ketersedian pasokan biomassa untuk co-firing menjadi tantangan bagi kami," jelasnya.
Saat ini pihaknya berkolaborasi dari berbagai pihak, program ini tidak hanya mampu memanfaatkan lahan kritis dan tidak produktif.
BACA JUGA:PLN Electric Run 2024 Diminati, Slot Early Bird Ludes Kurang dari Satu Jam
"Tapi juga mampu menghadirkan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, dan menggerakkan ekonomi kerakyatan sirkuler," ujar Darmawan.
Darmawan memaparkan, guna memastikan kecukupan bahan baku biomassa, dibutuhkan upaya terintegrasi.
Untuk itu, PLN mengembangkan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu. Program ini melibatkan masyarakat untuk mengolah lahan kritis menjadi produktif.
“Dengan kekuatan kolaborasi ini, Kementerian Pertanian dan PLN tidak hanya sukses, tetapi juga membawa kesejahteraan dan berkah. Kesuksesan ini akan diduplikasikan di lokasi lainnya, sehingga akan membawa manfaat yang lebih masif lagi,” lanjut Darmawan.
BACA JUGA:PLN Berikan Pelatihan kepada 150 Siswa SMK di Lampung, Dorong Pengembangan Keterampilan Kerja
Sebelum di Tasikmalaya, program ini telah sukses diimplementasikan di Cilacap dengan luas lahan sebesar 106 Hektare dan di Gunungkidul dengan luas 30 Hektare.