Keberhasilan menata kota, Pemerintah Kota Palembang di bawah kepemimpinan ESP banyak sekali mendapat penghargaan baik di tingkat nasional maupun internasional.
ESP berhasil memboyong 6 kali berturut-turut sebagai kota terbersih kategori kota metropolitan di Indonesia.
Selanjutnya penghargaan Asean Enviromentally Sustainable City Award dari Hanoi Vietnam, beberapa kali meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional dan masih banyak lagi.
Di bidang lingkungan hidup, ESP berusaha mengatasi permasalahan banjir dengan membuat beberapa skenario mulai dari kolam retensi hingga sistem pompanisasi.
Kolam retensi yang diinisiasi ESP ditempatkan di beberapa titik sebagai penampung air hujan sehingga bisa memberikan jeda waktu pengaliran sehingga meminimalisir terjadinya banjir.
Begitu juga dengan usaha pengendalian banjir menggunakan sistem pompanisasi.
Saat itu belum ada kepala daerah di Indonesia yang memiliki inisiasi pompanisasi untuk menanggulangi banjir.
BACA JUGA:Maju di Pilgub Sumsel, Eddy Santana Putra Cerita Perjalanan Dukungan Partai Hingga Putusan MK
BACA JUGA:Eddy Santana Putra-Riezky Aprilia Resmi Daftar ke KPU Sumsel, Relawan: Kami Rindu ESP!
Air yang tergenang selanjutnya disedot melalui pompa dengan kapasitas besar untuk dialihkan ke Sungai Musi.
Strategi tersebut dilakukan ESP karena wilayah geografis Palembang yang rendah, ibarat kata seperti tempurung yang tergenang air di bagian tengah kota.
Hasil kerja ESP membuahkan hasil, meskipun intensitas air tinggi akibat curah hujan yang lebat, genangan air hanya hitungan menit.
Tidak heran jika ESP dikenal sebagai bapak pembangunan karena saat itu Palembang banyak sekali perubahan dan kemajuan mulai pariwisata, transportasi, kesehatan, pendidikan sampai ke pengelolaan air minum.