Karenanya, Darmawan menegaskan komitmen PLN untuk terus mengakselerasi transisi energi di Indonesia.
BACA JUGA:Optimalisasi Sistem Pembangkit, Produksi Listrik PLN Indonesia Power Meroket Capai 84,57 TWh di 2023
BACA JUGA:Lebih Sejuta Pelanggan di 2023, Internet Besutan PLN Icon Plus Jadi Pilihan Baru Masyarakat
"PLN mendukung penuh langkah Pemerintah untuk mengakselerasi transisi energi demi mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat," ungkap Darmawan.
Komitmen PLN tersebut dibuktikan dengan berbagai upaya, salah satunya pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
Hingga tahun 2023, pengembangan pembangkit EBT telah mencapai 8.786 megawatt (MW).
Dengan rincian pembangkit berbasis hidro (PLTA/PLTMH) sebesar 5.777 MW, pembangkit berbasis panas bumi (PLTP) sebesar 2.519 MW, dan sisanya berasal dari surya (PLTS), angin (PLTB) dan biomassa.
BACA JUGA:Pemkab Dinilai Tak Becus Urus LPJU, Warga OKU Timur Murka 70 Lampu Jalan Diputus PLN
BACA JUGA:LINK Daftar PLN Journalist Award 2024, Salurkan Energi Bersih Wujudkan Kolaborasi!
Dalam komitmennya, PLN juga menyediakan layanan listrik hijau lewat Renewable Energy Certificate (REC) yang diakui secara internasional.
Setiap sertifikat REC membuktikan bahwa listrik per megawatt hour (MWh) yang digunakan berasal dari pembangkit EBT atau non-fosil.
"REC diakui secara internasional sehingga setiap listrik yang pelanggan peroleh itu merupakan listrik dari energi bersih PLN. Ke depannya, PLN akan terus membangun Energi Baru Terbarukan (EBT) yang lebih masif di Indonesia," kata Darmawan.