Telusuri Jejak Sejarah Universitas Negeri Terbesar di Sumsel, KOPZIPS Ziarahi Makam Rektor dari Masa ke Masa

Sabtu 19 Oct 2024 - 21:36 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Komunitas Pecinta Ziarah Palembang Darussalam dan Sumatera Selatan (KOPZIPS) tetap fokus menelusuri jejak sejarah lewat kegiatan ziarah bulanan. 

Terbaru, KOPZIPS melakukan penelusuran jejak sejarah universitas negeri terbesar di Sumsel yakni Universitas Sriwijaya (Unsri).

Mengutip laman nupalembang.or.id, penelusuran tersebut dilakukan KOPZIPS dengan menziarahi satu persatu makam para rektor Unsri dari masa ke masa.

Kegiatan ziarah kali ini tidak hanya menjadi ajang mengenang jasa para pemimpin kampus Unsri, melainkan juga sebagai sarana mengambil teladan dari masing-masing cendekiawan tersebut.

BACA JUGA:Bukan Sembarang Ziarah! KOPZIPS Datangi Makam 4 Seniman Terkenal di Palembang

BACA JUGA:Ziarah di Makam Keramat Buyut Kemas Abdul Hakim, KOPZIPS Sampaikan Kritik Menohok ke Pemerintah

Kepada wartawan, Ketua KOPZIPS Muhammad Setiawan MH menuturkan, ziarah kali ini memiliki makna amat mendalam lantaran menziarahi para tokoh yang pernah memimpin Unsri.

“Unsri sejak berdiri pada 29 Oktober 1960 telah dipimpin oleh 11 rektor, di mana 6 orang sudah wafat, sementara 5 orang lainnya, termasuk rektor saat ini, masih hidup,” ungkap Setiawan.

Dia merinci, Rektor pertama Unsri, dr M Isa menjabat sejak 29 Oktober 1960 hingga 1966. 

Beliau dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta. 

BACA JUGA:7 Lokasi Pemakaman Diziarahi KOPZIPS, Makam Terakhir Paling Miris!

BACA JUGA: KOPZIPS Ziarahi Makam Menantu Syekh Abdus Somad Al-Falimbani yang Hilang Tak Terurus

Rektor berikutnya yakni Kombes Pol Amir Datuk Palindih yang menjabat selama beberapa bulan pada tahun 1966 hingga akhirnya beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta. 

Lalu Kolonel dr Noesmir yang memimpin dari tahun 1966 hingga 1968, dimakamkan di TMP Ksatria Ksetra Siguntang, Palembang.

“Sayangnya kami dari KOPZIPS belum bisa menziarahi seluruh makam mereka, terutama yang berlokasi di luar Palembang, disebabkan keterbatasan yang,” tutur pria yang akrab disapa Cek Wan didampingi rekannya, Cek Jon.

Kategori :