Masih kata mang Dayat, Sungai Remangantu ini juga mengalir di kawasah Gubah Raden Nangling dengan pertemuan rawa-rawa di sepanjang Jalan Sudirman.
Rawa-rawa ini tersambung ke Sungai Tengkuruk jadi jenderal Sudirman dan Sungai Baung yang kini habis ditimbun dan menjadi rumah susun.
BACA JUGA:5 Sungai Terpanjang di Pulau Sumatera, Ada yang Mengalir dari Sumbar Hingga Jambi, Bisa Tebak?
BACA JUGA:Asal-Usul Sungai Musi: Jejak Sejarah yang Mengalir di Palembang, Dianggap pembawa Keberuntungan
“Sungai ini berada di dalam rawa-rawa sehingga aliran sungainya hanya berada di pemakaman rawa-rawa tinggi dan rumah panggung,” terangnya.
Dari sisi nama, Mang Dayat memprediksikan jika Sungai Remangantu sudah ada sejak masa Kesultanan Palembang.
“Dari nama Remangantu mungkin saja dulunya banyak dipercaya oleh orang jika di sana ada pohon Kemang yang banyak antu seperti antu banyu, seperti juga sungai Seleman yang dipercaya dulu banyak siluman,” katanya.
Dia menjelaskan, jaringan sungai di Palembang ini memiliki sistem in dan out, artinya aliran sungai terus mengalir dan berputar di sepanjang jaringan.
BACA JUGA:Giliran Jembatan Provinsi di Sungai Lebung Ilir Nyaris Ambruk, Kendaraan Roda 4 Harus Hati-Hati
BACA JUGA:Bikin Merinding! Mitos Antu Banyu, Legenda Urban Penguasa Sungai Musi Palembang
Untuk itulah, jika ada salah satu jaringan anak sungai yang terhenti maka akan menjadi penyebab banjir.
“Sistem jaringan sungai di Palembang untuk mencegah banjir sehingga jika ada salah satu jaringan yang tersumbat menyebabkan banjir,” katanya.