PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Pasangan calon (paslon) WaliKota dan Wakil WaliKota Palembang, Yudha Pratama Mahyuddin-Baharudin atau Yudha-Bahar dengan sengaja dan secara khusus mendatangi Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam.
Dalam kunjungan bersama rombongan itu, paslon Yudha-Bahar menemui langsung Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jayo Wikramo Raden Muhammad Fauwaz Diradja, Sabtu pagi, 26 Oktober 2024.
Di kesempatan tersebut, SMB IV dengan bahagia menyambut kedatangan Ketua DPC Partai Demokrat Kota Palembang dan Ketua DPD PKS Kota Palembang.
Tampak hadir mendampingi Sultan Palembang Darussalam, di antaranya RM Rasyid Tohir, Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, Pangeran Mas’ud Khan, Pangeran Muhammad Mustofa, dan Pangeran Yudo Heri Mastari.
Hadir anggota DPRD Kota Palembang Mgs Syaiful Padli dan Hibanni dan jajaran pengurus DPD PKS Kota Palembang dan DPC Partai Demokrat Kota Palembang.
Kepada wartawan, Sultan Palembang Darussalam SMB IV Jayo Wikramo RM Fauwaz Diradja mengatakan kedatangan Yudha–Bahar ke Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam untuk bersilaturahmi.
Sekaligus menyampaikan visi dan misi kepada Kesultanan Palembang Darussalam.
“Kita melihat visi dan misi Yudha–Bahar sangat bagus dan bisa bersinergi untuk Kesultanan Palembang Darussalam, saya yakin bila menjadi pemimpin kedepan Insya Allah apa yang menjadi visi dan misi mereka itu bisa terlaksana,” cetusnya.
Yudha Pratomo Mahyudin mengatakan, sengaja bersilaturahmi bersama Sultan Palembang Darussalam SMB IV Jayo Wikramo RM Fauwaz Diradja.
“Selain bersilaturahmi, kita juga berdiskusi masalah pengembangan Kota Palembang kedepannya,” tutur Yudha.
”Jadi dengan adanya perhelatan suksesi kepemimpinan di Kota Palembang, kedepan Kota Palembang ini perlu ditingkatkan dan dihidupkan lagi kebudayaan Palembang Darussalam yang selama ini belum di maksimalkan,” imbuhnya.
Padahal menurut dia, satu-satunya yang bisa membedakan secara jelas Palembang dan Kota lain di Indonesia adalah statusnya sebagai Kota tertua.
Di mana fakta sejarah menyebutkan bahwa wilayah Palembang pernah menjadi pusat kerajaan Sriwijaya.
Tapi dia melihat budaya di Palembang tidak begitu kental lagi, sehingga menurutnya SMB IV memberikan masukan dan saran bagaimana mengembalikan kebudayaan Kota Palembang ini lebih signifikan lagi kedepannya.
“Contohnya budaya-budaya seperti di jalan-jalan ada tulisan tadinya biasa saja, kita akan menggunakan tulisan Arab Melayu untuk mempertegas kalau budaya Palembang, budaya yang bernilai tinggi,” cetus Yudha.