Saat kita memanjat tebing atau wall, sebisa mungkin mengandalkan otot-otot tubuh kita.
Mulai dari otot-otot di tangan dan kaki kita digunakan untuk mengangkat tubuh ke atas dinding.
Selain itu, otot perut membantu menstabilkan tubuh dan menjaga keseimbangan supaya tidak terjatuh dari papan panjat atau di tebing.
Sebelum memanjati tebing yang sebenarnya, sebaiknya kita berlatih terlebih dahulu teknik-teknik dasar panjat dinding.
BACA JUGA:Ketegangan Hebat di Europa Conference League: Laga Legia Warsaw vs Aston Villa
Syarat lainnya adalah mereka yang ingin mencoba olahraga ini harus menggunakan perlengkapan atau alat-alat yang sesuai untuk menjamin keselamatan diri saat melakukan pemanjatan.
Pemanjatan tebing atau wall membutuhkan peralatan yang tepat, persiapan mental yang kuat, dan keterampilan fisik yang disiplin agar terhindar dari cedera dengan aman.
Kita harus melawan rasa takut terjatuh dari ketinggian dan resiko bahaya memanjat di medan yang terjal.
Tentunya kita juga membutuhkan keterampilan seperti mempelajari teknik dasar panjat tebing dan panjat dinding.
BACA JUGA:Eric Dier di Persimpangan: Antara Tetap Setia atau Melangkah ke Tantangan Baru?
Umumnya panjat tebing dilakukan di daerah yang kontur batuannya cukup sulit dengan sudut kemiringan lebih dari 45 derajat.
Untuk panjat dinding sendiri kita bisa melakukan di tempat-tempat tertentu seperti di GOR atau di kampus-kampus yang memiliki tower panjat dinding.
Organisasi yang menaungi olahraga panjat tebing adalah FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) berpusat di Jakarta Selatan.
Tentunya juga setiap kota juga memiliki FPTI yang menaungi setiap kota atau provinsinya masing-masing.
BACA JUGA:Keputusan Menolak Arsenal: Masa Depan Aaron Ramsdale, Antara Setia dan Tantangan Baru
Federasi Panjat Tebing Indonesia resmi berdiri pada tanggal 21 April 1988 dengan nama awal Federasi Panjat Tebing dan Gunung Indonesia (FPTGI).