BACA JUGA:Pembangunan Tol Sumsel-Bengkulu Menteri PU Sebut Bakal Tertunda?
Tantangan Lingkungan dan Upaya Pengendalian Dampak
Di sisi lain, proyek besar seperti ini tentunya memiliki dampak lingkungan yang tidak bisa diabaikan.
Pembangunan jalan tol yang melintasi berbagai kawasan membutuhkan perhatian serius terhadap konservasi alam dan mitigasi dampak terhadap ekosistem.
HK, dalam hal ini, tidak hanya fokus pada aspek teknis konstruksi, tetapi juga berupaya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
"Kami memahami betul bahwa pembangunan jalan tol di kawasan yang sensitif secara ekologis memerlukan perhatian lebih. Oleh karena itu, kami sudah melakukan studi dampak lingkungan (AMDAL) secara menyeluruh sebelum memulai pembangunan dan terus memantau kondisi lingkungan selama proses konstruksi," kata Budi Harto.
Beberapa langkah pengendalian dampak yang telah diambil oleh HK antara lain penataan ulang saluran drainase untuk mencegah erosi, penggunaan alat berat yang ramah lingkungan, serta penghijauan di area-area yang telah digali atau dibangun.
Selain itu, HK juga bekerja sama dengan instansi terkait untuk memantau kualitas udara, suara, dan kondisi tanah di sekitar lokasi proyek.
BACA JUGA:Prabowo Siap Ngebut: Selesaikan 1.600 KM Tol Trans Sumatera! Siapkah Kita Menyambut Perubahan Besar?
Keberlanjutan Proyek: Antara Kualitas dan Tanggung Jawab Sosial
Proyek tol Seksi 4 Tempino–Jambi bukan hanya sekadar pembangunan infrastruktur, tetapi juga bagian dari upaya untuk menciptakan dampak sosial yang positif.
HK berkomitmen untuk memastikan bahwa proyek ini tidak hanya membawa keuntungan ekonomi, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), HK telah melaksanakan beberapa program pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah proyek.
Salah satunya adalah pelatihan keterampilan bagi warga lokal, sehingga mereka bisa terlibat langsung dalam pembangunan proyek, baik sebagai tenaga kerja maupun dalam berbagai pekerjaan pendukung lainnya.