PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Støre di sela-sela kegiatan World Climate Action Summit (WCAS) COP28 yang digelar di Ruang Bilateral, Expo City Dubai, Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA), Jumat, 12 November 2023.
Dikutip dari Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, dalam pertemuan tersebut, kedua Kepala Negara membahas sejumlah isu diantaranya kerja sama lingkungan hidup antara Indonesia dan Norwegia
Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia telah berhasil menurunkan emisi melalui penurunan deforestasi dan degradasi hutan yang telah diakui secara global.
Namun, Presiden Joko Widodo juga menyayangkan adanya keraguan beberapa pihak di Eropa terhadap komitmen Indonesia dalam pelestarian hutan dan lingkungan hidup.
BACA JUGA:Tiba di Expo City Dubai, Presiden Jokowi Hadiri Pembukaan WCAS COP28
BACA JUGA:Presiden Jokowi Bertolak Menuju Persatuan Emirat Arab untuk Hadiri KTT COP28
“Saya berharap Norwegia dapat memberikan pandangan yang berimbang, khususnya terkait Peraturan Deforestasi Uni Eropa yang bersifat diskriminatif dan berdampak besar terhadap 16 juta orang yang sebagian besar adalah petani kecil,” ujar Presiden.
Selain itu, Presiden Jokowi dan PM Støre juga membahas terkait kerja sama investasi kedua negara.
Presiden Jokowi berharap Norwegia dapat merealisasikan komitmen JETP secepatnya dan meningkatkan investasi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara sebagai kota pintar berbasis hutan.
“Pengalaman Norwegia dalam mengembangkan Oslo sudah terkenal secara global dan ini akan sangat berharga bagi perkembangan Ibu Kota Nusantara,” ungkap Presiden.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Dorong Peningkatan Sinergi KSSK Respons Perubahan Cepat Global
Terakhir, kedua pemimpin negara juga membahas soal situasi di Gaza.
Presiden Jokowi berharap Norwegia dapat kembali memberikan kontribusinya dalam mencari solusi perdamaian di Gaza.
“Saya sangat berharap Norwegia, sebagai fasilitator Perjanjian Oslo, dapat kembali berkontribusi dalam mencari solusi untuk segera dimulainya proses perdamaian berdasarkan solusi dua negara,” ucap Presiden.