Pada 1511, Portugis berhasil menguasai Malaka di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Kemudian, ia mengirim ekspedisi yang dipimpin Antonio de Abreu untuk mencari daerah lainnya yang kaya rempah-rempah di Nusantara.
Mereka kemudian menemukannyadi Indonesia bagian timur, yakni Maluku untuk mengembangkan jalur perdagangan dari Tanah Air.
BACA JUGA:Upaya Melawan Penjajahan Budaya Pop
BACA JUGA:Penuh Misteri ! Legenda Mandau Suku Dayak yang Bikin Penjajah Kalang Kabut
Portugis lalu menjalin persahabatan salah satunya dengan Kerajaan Ternate yang pada saat itu sedang bermusuhan dengan Tidore.
Mereka diterima oleh Ternate dan sejak tahun 1522 terjalin suatu hubungan dagang (cengkih) antara Portugis dan Ternate.
Portugis kemudian juga berhasil mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah.
Portugis pun giat menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang terkenal ialah Franciscus Xaverius.
Sampai pada 1535, hubungan Ternate dan Portugis menjadi retak lantaran Portugis bertindak sewenang-wenang serta melanggar kesepakatan dan menerapkan sistem monopoli perdagangan yang tidak sehat
BACA JUGA:4 Makanan Legendaris Musi Rawas Utara, Ternyata Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan Belanda
BACA JUGA:Masing-masing Menang Dramatis, Prancis dan Portugal Akan Berhadapan di Perempat Final Euro 2024
Pada 1570 Portugis membunuh Raja Ternate, Sultan Hairun, yang jelas memancing kemarahan besar rakyat Ternate. Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah yang merupakan putra Sultan Hairun.
Rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Baabullah pun melakukan perlawanan atas penjajahan tersebut dan berhasil menaklukkan Portugis pada 1575 dan memaksa mundur ke Timor Timur (sekarang Timor Leste) dan kehilangan semua kepentingan utama di Nusantara.
Peninggalan Portugis di Indonesia
Kekalahan Portugis pada 1575 di tangan rakyat Ternate mengakhiri kekuasaan mereka di Nusantara. Kekuasaan kolonial Portugis meninggalkan bekas dan jejak peninggalan, khususnya di bagian timur Indonesia.
Selama berada di Maluku 1509-1575 itu, orang-orang Portugis meninggalkan beberapa pengaruh kebudayaan mereka seperti balada keroncong romantis yang dinyanyikan dengan iringan gitar.