Pada tahun 2018 dan 2019, Indonesia mendapatkan skor 59, kemudian menjadi 69 pada tahun 2020 dan 2021.
Memang sedikit menurun pada tahun 2022 menjadi 68, namun Indonesia tetap kokoh di posisi puncak.
BACA JUGA:Peduli Pendidikan, Pengguna AXIS Bisa Donasi Kuota dengan AXISNET, Simak Caranya Disini
BACA JUGA:Donasi Pegawai PLN Nyalakan 7.357 Listrik Gratis bagi Keluarga Kurang Mampu
Pengaruh Budaya Gotong Royong
Dilansir dari laman BAZNAS Sidoarjo, budaya membantu dan meringankan beban orang lain mencerminkan kuatnya nilai gotong royong dan semangat kolektivitas masyarakat Indonesia.
Gotong royong, yang sudah dikenal menjadi bagian integral dari budaya Indonesia, terlihat memainkan peran kunci dalam membangun solidaritas sosial.
Dalam laporan BAZNAS Sidoarjo dilaporkan pula bahwa dukungan masyarakat terhadap program zakat, infak, dan sedekah telah membantu jutaan orang yang membutuhkan, baik di tingkat lokal maupun internasional.
Peran agama dan kepercayaan secara khusus disoroti Laporan WGI 2024 menjadi hal utama dalam memotivasi masyarakat untuk berdonasi di area Asia Tenggara.
BACA JUGA:Keluarga Besar IKL Medan Salurkan Donasi Untuk Korban Banjir di Lima Kaum Tanah Datar
"Sebuah pengecualian ada di Asia Tenggara, ketika partisipasi sipil dan tingkat kepuasan hidup di sana sedang. Tapi pemberian sumbangan keagamaan secara luas kemungkinan yang menjadi faktor yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat kedermawanan di wilayah tersebut," imbuh WGI dalam laporannya.
Perbandingan Tingkat Kedermawanan Indonesia dengan Negara Lain
Sebagai negara yang paling baik dan dermawan dan berada di peringkat pertama paling dermawan di dunia, Indonesia mencatatkan performa yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata global.
Dalam skala global, secara total atau sekitar 73 persen populasi dunia terlibat dalam aktivitas filantropi.
Namun angka tersebut tetap lebih rendah dibandingkan proporsi penduduk Indonesia yang aktif dalam kegiatan serupa.