PALEMBANG, KORANPALPRES.COM- Kemenangan pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel, Nomor Urut 3, Mawardi Yahya dan RA Anita Noengrihati (MATAHATI) di Pilkada 2024 sudah didepan mata.
Hal ini disampaikan langsung Pengamat Politik Sumsel, Bagindo Togar menurutnya, saat ini dari hasil survei yang ada, MATAHATI sudah berada di angka 44,55 persen.
"Survei yang dilakukan ini sangat reel bukan mengada-ada, kenyataannya begitu. Hingga hasil pencoblosan nomor urut 3 ini, akan meraih kemangan dengan selisih 6 persen dari paslon lainnya," ungkapnya, Senin 18 November 2024.
Dijelaskannya, diawal-awal survei yang ada, memang pasangan MATAHATI tertinggal dari 01, tapi hasil debat kedua Pilgub Sumsel kemarin, merubah semuanya, elektabilitas nomor 3 terus meningkat.
BACA JUGA:Kuasai Panggung Debat, Paslon MATAHATI Tegaskan Komitmen Program Sekolah dan Berobat Gratis
"Di debat pertama MATAHATI terkesan sedikit dongree, namun pada debat ke dua MATAHATI mempunyai ajang pada debat ini," ungkapnya.
Ini katanya, tidak terlepas dari kelugasan dan kematangan seorang RA Anita Noeringhati sebagai politisi dan paham tentang politik pemerintahan sehingga leading dalam debat kedua kemarin.
"Ini mendongrak secara dominan terhadap efek elektoralnya cukup besar dengan begitu lugasnya, begitu dominanya ibu Anita," katanya.
Selain itu juga, RA Anita dianggap sangat stabil ketika menrepensasikan terhadap pertanyaan-pertantaan dan tema-tema yang disampaikan.
BACA JUGA:Dinilai Pegang Janji, Warga Kedaton Kayuagung Sepakat Menangkan MATAHATI di Pilgub Sumsel 2024
BACA JUGA:Tim Advokasi Matahati Datangi Bawaslu Sumsel, Ada Apa?
"Ini menurut saya entry point (nilai tambah red) cukup besar terhadap kemampuan dan kapabilitas seorang ibu Anita Noeringhati," paparnya.
"Elektabilitas tinggi ketimbang Paslon 01 dan 02, khususnya 01 tertinggal jauh, namun 02 sedikit ada peningkatan kemarin. Namun 03 terlampau jauh mengungguli dengan margin cukup besar," sambungnya.
Untuk itu, Pengamat Politik Sumsel ini mengingatkan kepada masyarakat, bahwa jangan mudah percaya dengan adanya survei-survei internal yang dinilainya terkesan seperti media propaganda dari Paslon.