JAKARTA, KORANPALPRES.COM - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kementerian Imipas) menyerahkan bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Yang diserahkan kepada Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau), Marsdya TNI Andyawan Martono pada Senin, 25 November 2024.
Bantuan akan dikirimkan menggunakan Pesawat Hercules milik TNI untuk dan disalurkan melalui Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut Wilayah VII Tim Divisi Imigrasi dan Divisi Pemasyarakatan NTT.
“Kami hadir untuk memberikan dukungan nyata kepada saudara-saudara kita yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi," ujar Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, saat membuka acara apel dalam rangka penyerahan bantuan kemanusiaan di Base Ops Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
BACA JUGA:Gandeng Polri dan BP2MI, Apa Tujuan Imigrasi?
BACA JUGA:Sebanyak 146 Petugas Imigrasi Bakal Kawal Desa Binaan, Berikut Buktinya
Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi panggilan hati untuk bersama-sama melewati masa sulit ini.
Erupsi Gunung Lewotobi yang terjadi pada 4 November 2024 telah menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal dan menghadapi berbagai kesulitan.
Tercatat 10 orang meninggal dunia akibat letusan ini, dengan mayoritas korban terkena lava panas dan reruntuhan bangunan.
Selain itu, setidaknya 63 orang mengalami luka-luka, dan lebih dari 12.200 warga dari 14 desa harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
BACA JUGA:WNA Pemegang ITAP dan ITAS Bisa Lintasi Autogate Imigrasi, Apa Itu?
BACA JUGA:Ternyata Ada Revisi Undang-undang Keimigrasian tentang Peraturan Baru, Apa Ya?
Pemerintah setempat telah menetapkan status tanggap darurat hingga akhir Desember 2024, dan Pos Pemantauan Gunung Api terus memantau potensi ancaman lanjutan, termasuk risiko banjir lahar akibat hujan.
Sebagai respons cepat, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan mengirimkan bantuan berupa kebutuhan dasar.
Seperti makanan, pakaian, dan obat-obatan, untuk meringankan beban para pengungsi. Selain itu, Kementerian Imipas juga memfasilitasi koordinasi dengan lembaga-lembaga lain yang terlibat dalam penanggulangan