Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan di Indonesia

Rabu 18 Dec 2024 - 15:42 WIB
Reporter : Kurniawan
Editor : Kurniawan

Opini: Natasha Zenobi Anindya

KORANPALPRES.COM - Penambangan batu bara merupakan salah satu sektor yang sangat mendukung perkembangan ekonomi Indonesia.

Namun pengelolaannya masih menghadapi berbagai tantangan, terutama karena sebagian besar tambang batu bara terletak di kawasan hutan lindung dan hutan produksi. 

"Indonesia, sebagai negara dengan sumber daya alam yang melimpah dan ekosistem yang beragam, justru sering kali kesulitan mengelola kekayaan ini dengan baik," ujarnya. 

Akibatnya, kegiatan pertambangan semakin meningkat tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

BACA JUGA:Wakili Kapolda Sumsel, Jenderal Ini Buka Rapat Koordinasi, tentang Apakah Itu?

BACA JUGA:Bau Ketiak Mengganggu? 6 Solusi Alami dan Praktis yang Bisa Kamu Lakukan Sendiri di Rumah, Ampuh Banget Gess

Jika penambangan dilakukan dengan pengelolaan yang baik, dengan memperhatikan aspek lingkungan, keanekaragaman hayati, serta kesejahteraan masyarakat sekitar, dampaknya bisa diminimalisir. 

Namun, banyak tambang ilegal dan tidak terkontrol yang menyebabkan kerusakan serius pada lingkungan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yang mempengaruhi ekosistem dan kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Limbah pertambangan, baik cair, padat, maupun gas, membawa dampak negatif besar bagi lingkungan. Limbah cair dapat mencemari mata air, sungai, dan laut. 

Partikel halus yang terlepas saat peledakan, penggalian, dan pengangkutan material mengandung logam berat dan bahan berbahaya lainnya. 

BACA JUGA:Danrem Gapo Resmikan Besemah di Wilayah Sumsel, Apa Tujuannya?

BACA JUGA:4 Rekomendasi Smartphone Kelas Menengah dengan Kamera Terbaik di Akhir Tahun 2024!

"Debu tambang mengkontaminasi udara dan membahayakan kesehatan pernapasan penduduk di sekitar area tambang. Selain itu, pertambangan sering kali menggunakan banyak air, yang bisa merusak sungai, aliran air, dan sumber air tanah, serta mengurangi pasokan air untuk masyarakat," katanya. 

Kegiatan ini juga dapat merusak sektor pertanian, karena menggusur lahan pertanian atau mengkontaminasi tanah dan udara, yang menyulitkan masyarakat dalam memproduksi makanan.

Kategori :