Orang cerdas paham mengeluhkan prestasi orang lain dan membandingkan diri sendiri tentu tidak akan berdampak baik pada diri sendiri.
Mereka mampu memisahkan nilai diri mereka dari keberhasilan orang lain, karena mereka tahu bahwa terlalu terjebak dalam perangkap perbandingan hanya akan membuat mereka merasa buruk tentang diri mereka sendiri. Mereka menyadari bahwa kemenangan orang lain tidak serta merta berarti mereka kalah.
Rupanya ini adalah bagian dari sifat manusia, menurut psikolog Dr. Cortney Warren.
“Perbandingan sosial merupakan kecenderungan manusia yang sangat alami,” jelasnya. “Yang menurut saya penting untuk digarisbawahi adalah bahwa membandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah hal yang wajar, dan konsekuensi dari perbandingan tersebut dapat bermanfaat/adaptif atau merugikan/maladaptif.”
“Tujuannya bukanlah untuk berhenti membandingkan (karena saya tidak yakin itu merupakan kemungkinan yang masuk akal) tetapi untuk memastikan bahwa cara Anda membandingkan diri sendiri dengan orang lain akurat dan bermanfaat (bukan menyimpang atau merugikan),” ujar Dr. Warren.
BACA JUGA:Dorong Generasi Cerdas, Polres OKU Timur Bagikan Alat Tulis dan Makanan Bergizi Gratis
Orang yang benar-benar cerdas mungkin mengukur diri mereka sendiri terhadap orang lain, tetapi mereka tidak membiarkan perbandingan tersebut membuat mereka merasa gagal dan rendah diri lalu berputus asa.
3. Menunggu
Orang cerdas tidak akan mengeluhkan hal seperti menunggu dan yang berkaitan tersebut. Mereka paham betul misalnya bahwa kemacetan hingga antrean panjang bukanlah sesuatu yang bisa mereka kontrol. Orang cerdas paham yang bisa mereka kontrol adalah reaksi mereka terhadap hal tersebut.
Alih-alih marah, mereka akan memanfaatkan waktu menunggu ini dengan berbagai cara. Mulai dari merenungkan hari mereka, membuat to-do-list di dalam kepala, hingga membiarkan imajinasi mereka mengembara untuk menemukan ide-ide cemerlang. Mereka mampu mengubah waktu 'membosankan' menjadi sesuatu yang menyenangkan.
4. Ketidaksempurnaan Diri
Orang cerdas tidak mengeluh tentang ketidaksempurnaan mereka sendiri sebab mereka telah belajar untuk melepaskan ekspektasi apa pun tentang kesempurnaan. Itulah sebabnya adalah standar yang tidak dapat dicapai yang hanya menyebabkan tekanan dan kerusakan pada harga diri mereka.
BACA JUGA:Terang dan Cerdas! 6 Smart Lamp Terbaik Canggih Bener,
BACA JUGA:Ingin Terlihat Cerdas dan Berwibawa? Ini 4 Kebiasaan Sederhana yang Bisa Kamu Lakukan!
Psikolog Dr. Judith Tutin menguraikan mengapa menjadi sempurna sebenarnya tidak membuat siapa pun lebih bahagia. "Ketika orang-orang begitu terpaku pada gagasan kesempurnaan, kritik diri dan rasa malu menjadi bagian dari wilayah itu. Anda tidak memberi tahu siapa pun ketika Anda membuat kesalahan karena itu akan terlalu memalukan."