Di Jepang 65 persen, di India 50 persen.
Saya kira Pak Menteri BUMN mungkin juga nanti dengan BI dan OJK, ini regulasinya yang harus diperbaiki karena tidak semua UMKM kita itu memiliki aset agunan, memiliki kolateral sehingga prospek itu juga harus dilihat.
Jangan hanya melihat agunannya mana, dilihat juga dong prospeknya. Enggak punya agunan tapi prospeknya bagus mestinya juga bisa diberikan kredit,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan terima kasih kepada para pelaku UMKM yang telah menjadi penopang ekonomi nasional Indonesia.
Menurutnya, produk domestik bruto (PDB) ekonomi Indonesia 61 persennya didukung oleh UMKM.
“Dan 97 persen yang berkaitan dengan tenaga kerja itu juga penyerapannya oleh usaha-usaha UMKM. Ini yang penting,” ucapnya.
BACA JUGA:Diresmikan Presiden, RSUP dr Ben Mboi Jadi Rumah Sakit Terbesar di NTT
BACA JUGA:Malam di Kupang, Presiden Jokowi Berkumpul dan Menari dengan Masyarakat
Terakhir, Presiden Jokowi mengingatkan agar para pelaku UMKM jeli untuk terus memperhatikan permintaan dan tren pasar.
Dengan demikian, diharapkan produk-produk UMKM dapat tetap mutakhir dan memenuhi selera pasar.
“Saya juga tak bosan mengingatkan mengenai produk UMKM ini harus selalu melihat permintaan pasar, dilihat demand-nya, melihat juga tren pasar, melihat selera pasar itu seperti apa, urusan warna, urusan desain, urusan packaging selalu harus diperbaiki, setiap tahun harus selalu diperbaiki agar produk-produk kita tetap up to date dan mampu memenuhi selera pasar yang ada,” tandasnya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam acara tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Badan Usaha Milik Negara BUMN) Erick Thohir, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo, dan Direktur Utama BRI Sunarso.*